Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Tantangan Global, Ini Strategi Bisnis Sampoerna di Indonesia

Kompas.com - 08/09/2022, 13:33 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT HM Sampoerna Tbk mengatakan saat ini dunia sedang menghadapi banyak tantangan seperti krisis energi dan pangan.

President Director of Sampoerna Vassilis Gkatzelis pun menyampaikan apresiasi kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia yang menurutnya telah berhasil menjadi panutan di dalam menghadapi situasi global yang menantang tersebut.

“Saya sangat terinspirasi oleh cara Indonesia menghadapi tantangan,” kata dia dalam wawancara khusus dengan Kompas.com, Rabu (7/8/2022).

Sejalan dengan upaya pemerintah sebut Vassilis, perusahaan seperti Sampoerna dan lainnya memiliki peran yang sangat penting untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan. Sebagai perusahaan, Sampoerna hadir untuk menciptakan nilai tambah. 

"Sebagai investor dan organisasi dengan skala besar, penting bagi kami untuk memiliki kerangka yang berkelanjutan dalam beroperasi," ujarnya.

Baca juga: Teken Perpres FIR, Jokowi: Kita Berhasil Kembalikan Ruang Udara Kepri dan Natuna ke NKRI

Ia juga mengatakan bahwa Sampoerna memikirkan mengenai seluruh rantai pasoknya. Dari bagian hulu misalnya, Sampoerna bekerja sama dengan petani tembakau dan cengkih. Perusahaan ini juga bekerja sama dengan banyak Mitra Produksi Sigaret (MPS).

"Kami memiliki skala bisnis yang mencakup lebih dari 65.000 karyawan langsung maupun tidak langsung melalui MPS. Produk kami di Indonesia diproduksi di 44 pabrik, termasuk 6 pabrik yang kami miliki secara langsung dan 38 MPS,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia membeberkan, induk perusahaannya Philip Morris International (PMI) dan Sampoerna telah berinvestasi sebesar 6 miliar dollar AS pada ekonomi Indonesia.

Vassilis menyebut, Indonesia tidak hanya menjadi negara tujuan pemasaran domestik, tetapi berpotensi sebagai lokasi ekspor. Indonesia dinilai memiliki daya tarik untuk menarik investasi dan menjadi tujuan penciptaan nilai domestik dan internasional.

Tidak hanya di dalam perusahaan saja, Vassilis juga menyampaikan bahwa Sampoerna juga berkomitmen dalam penciptaan nilai tambah bagi ekosistem yang lebih luas.

“Kami selalu berkomitmen untuk mendukung karyawan kami, ekonomi, dan masyarakat luas. Kami senantiasa mendukung ekosistem yang lebih luas untuk pulih lebih cepat dan lebih kuat,” ujarnya.

Baca juga: Paruh Pertama Perdagangan, IHSG Menguat 1,04 Persen

Vassilis mengatakan pentingnya bagi UMKM untuk mendapat dukungan dari ekosistem yang lebih luas dalam menciptakan nilai jangka panjang. Hal ini juga dilakukan melalui program pemberdayaan, termasuk bagi UMKM toko kelontong.

“Sampoerna juga memiliki jaringan yang lebih luas, yaknI lebih dari 165.000 UMKM yang tergabung dalam Sampoerna Retail Community (SRC),” katanya.

Untuk mendukung para peritel tradisional lanjut dia, Sampoerna membantu mereka di seluruh area bisnis mereka. "Saya pikir para peritel tradisional ini telah berhasil meningkatkan usaha mereka sebesar 50 persen setelah bergabung dengan SRC," sebutnya.

Dari dukungan tersebut, Vassilis menyebutkan toko kelontong anggota SRC kini memiliki akses ke permodalan, pelatihan usaha, hingga teknologi.

“Membantu digitalisasi bisnis mereka adalah bagian yang sangat penting dari prioritas kami. Jadi kami telah memanfaatkan digitalisasi untuk terkoneksi dan berkembang. Saya pikir, ini juga merupakan prioritas negara untuk bertransformasi secara digital,” tambahnya.

Selain dukungan bagi karyawan dan UMKM, Ia menambahkan pihaknya juga menginisiasi dialog dengan sektor swasta, dengan pemerintah, berbagai mitra, dan bekerja sama dengan praktik-praktik yang berkelanjutan.

Vassilis mengatakan Sampoerna, bersama dengan organisasi lain termasuk perusahaan swasta lainnya, mengusulkan langkah-langkah kebijakan yang akan mendorong investasi yang akan menciptakan kebijakan yang inklusif agar dapat membantu UMKM memainkan peran besar dalam ekosistem yang lebih luas.

“Tentu saja, kami selalu mempertimbangkan kerangka kebijakan yang tepat dan memiliki lingkungan yang tepat, sehingga kami dapat memberikan dukungan yang tepat bagi perekonomian,” terang Vassilis.

 

Baca juga: Survei BI: Konsumen Optimistis Perekonomian Meningkat di Agustus 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com