Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

ANJ Paparkan Strategi Kerja Semester II-2022, Kejar Target Pertumbuhan Produksi 7 Persen

Kompas.com - 08/09/2022, 14:28 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Chief Financial Officer (CFO) PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ) Nopri Pitoy mengungkapkan tiga target yang ingin dicapai pihaknya pada semester II-2022.

Target pertama, kata Nopri, ANJ akan fokus menyelesaikan target replanting atau penanaman kembali kelapa sawit seluas kurang lebih 2.000 hektar (ha). Hal ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan pada tahun-tahun selanjutnya.

“Kami berharap cuaca, iklim, intensitas curah hujan akan bersahabat, sehingga kami bisa menyelesaikan target replanting 2.000 ha tersebut,” ujar Nopri saat melakukan interview dengan Kompas.com melalui Zoom Meeting, Rabu (31/8/2022).

Target kedua, lanjut dia, ANJ ingin meningkatkan kualitas infrastruktur di perkebunan Papua Barat yang baru memulai kegiatan komersial pada tahun 2020.

Peningkatan infrastruktur yang dimaksud, seperti perbaikan jalan, akses jalan untuk panen buah, dan akses ke pelabuhan saat akan mengirim crude palm oil (CPO) dan palm kernel oil (PKO).

“Target terakhir kami pada semester II-2022, yaitu melakukan pembangunan pabrik kompos di Kalimantan Barat (Kalbar). Seluruh perencanaan dan pemilihan kontraktor sudah kami lakukan pada semester pertama,” jelas Nopri.

Baca juga: Atasi Sampah Organik, Bank DBS Indonesia dan Kebun Kumara Hadirkan Layanan Kompos Kolektif

Lebih lanjut, sebut dia, ANJ berencana menyelesaikan konstruksi pembangunan pabrik kompos guna menunjang keperluan penyediaan pupuk organik pada 2023.

Laba bersih meningkat pesat

Sebelumnya, ANJ telah mempublikasikan bahwa laba bersih pada kuartal I-2022 meningkat 261,9 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021, yaitu sebesar 11 juta dollar Amerika Serikat (AS).

Nopri mengatakan, peningkatan laba bersih ANJ pada kuartal I-2022 berasal dari kenaikan harga jual rata-rata (HJR) CPO dan palm kernel (PK).

"CPO dan PK berkontribusi dalam pendapatan ANJ sebesar 99 persen atau sebesar 142,3 juta dollar AS,” imbuhnya.

Untuk diketahui, harga CPO di Indonesia pada awal 2022 sempat mengalami kenaikan yang cukup signifikan hingga mencetak rekor harga tertinggi selama sepuluh tahun terakhir.

Kenaikan tersebut tidak berlangsung lama setelah pemerintah menerbitkan kebijakan domestic market obligation (DMO) serta larangan ekspor CPO sebagai langkah untuk menstabilkan harga minyak goreng dalam negeri.

Baca juga: Mendag Klaim Sukses Kendalikan Harga Minyak Goreng Jadi Rp 13.000

“Kebijakan tersebut tentunya memberikan tekanan terhadap harga jual CPO, karena persediaan minyak sawit mentah di dalam negeri yang melimpah,” ujar Nopri.

Menurutnya, kebijakan pemerintah untuk menghapuskan pungutan ekspor CPO dan turunannya adalah langkah baik yang berhasil membangkitkan sentimen positif terhadap harga jual CPO.

Kebijakan tersebut, kata Nopri juga menunjukkan bahwa prospek industri kelapa sawit di Indonesia masih besar dan terus meningkat.

Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk menghapuskan pungutan ekspor CPO dan turunannya pada Juli 2022 hingga akhir Agustus. Kemudian, kebijakan ini diperpanjang hingga akhir Oktober mendatang.

“Hal ini pada akhirnya juga akan mengangkat harga jual tandan buah segar (TBS) di tingkat petani kelapa sawit. Sebab, penentuan harga TBS mengacu pada harga CPO,” imbuh Nopri.

Dengan adanya kebijakan penghapusan pungutan tersebut, ia mengungkapkan, HJR CPO yang diperoleh ANJ mengalami peningkatan.

Baca juga: Indonesia Belum Mampu Tentukan Harga CPO Dunia, Ini Penyebabnya

“HJR CPO yang kami peroleh telah meningkat kembali. Oleh karena itu, jika kebijakan ini dapat diperpanjang hingga akhir 2022, kami memprediksi HJR CPO ANJ untuk tahun ini akan mampu mencapai tingkat yang lebih tinggi lagi dibandingkan 2021,” jelas Nopri.

Terkait peningkatan laba bersih ANJ, Nopri mengungkapkan, pendapatan Perseroan pada kuartal I-2022 tidak hanya berasal dari CPO, tetapi juga dihasilkan oleh kenaikan harga dan volume penjualan sagu serta edamame.

Penjualan sagu, kata dia, berkontribusi sebesar 845.900 dollar AS dari total pendapatan pada kuartal I-2022 atau naik 438.100 ribu dollar AS dibandingkan pada kuartal I-2021.

Tak hanya sagu, Nopri mengaku, penjualan segmen edamame juga turut berkembang pesat.

Sortasi edamame di GMIT, Jember.DOK. Humas ANJ Sortasi edamame di GMIT, Jember.

Pada kuartal II-2022, penjualan edamame mencapai 570.000 dollar AS atau naik sekitar 178 persen. Tahun lalu, segmen ini hanya menjual 236.000 dollar AS untuk periode yang sama.

“Kalau untuk segmen edamame lebih disebabkan dari volume penjualan dari edamame segar dan beku serta harga jual edamame beku,” ujarnya.

Baca juga: 3 Cara Simpan Edamame agar Tidak Layu dan Busuk

Peningkatan volume penjualan edamame terutama disumbangkan dari pertumbuhan penjualan edamame beku untuk pasar ekspor dan domestik.

Nopri memproyeksikan pertumbuhan volume penjualan edamame beku pada 2022 akan meningkat di atas 160 persen dibanding 2021.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com