Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reksa Dana Dinilai Masih Prospektif di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Kompas.com - 08/09/2022, 17:55 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan manajer investasi PT Bahana TCW Investment Management menyatakan, di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu, saat ini minat investor untuk melakukan investasi masih tinggi, khususnya pada produk reksa dana.

Anak perusahaan Indonesia Financial Group (IFG) itu bahkan memproyeksi, industri reksa dana masih cukup prospektif walaupun saat ini berada di tengah ketidakpastian ekonomi global disertai risiko pengetatan kebijakan moneter dari dalam negeri.

Pasalnya, reksa dana mampu menawarkan berbagai pilihan investasi yang disesuaikan dengan profil dan kebutuhan dari masing-masing investor.

"Minat masyarakat untuk berinvestasi di reksa dana cukup tinggi apalagi saat ini makin banyak channel pembelian reksa dana sehingga mempermudah masyarakat untuk membeli produk reksa dana," ujar Presiden Direktur Bahana TCW Rukmi Proborini dalam keterangannya, Kamis (8/9/2022).

Baca juga: MenPAN-RB Ingin Pelayanan Pemerintahan Tak Lagi Harus ke Kantor dengan Setumpuk Berkas

Untuk menjawab tingginya minat masyarakat tersebut, Rukmi menambahkan selama tahun 2021 Bahana TCW telah meluncurkan 21 produk investasi yang dapat menjadi alternatif pilihan bagi investor.

"Kami memastikan setiap produk reksa dana yang kami tawarkan telah melewati sejumlah tahap pengembangan dengan dilandasi risk culture yang sangat ketat dan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik," kata dia.

"Di samping itu, kami berupaya menawarkan tingkat pengembalian imbal hasil (yield) yang optimal dalam penentuan skema dan produk investasi," tambah Rukmi.

Lebih lanjut ia bilang, proses pengembangan produk dan penentuan portofolio investasi dari sisi manajemen risiko dilakukan melalui sistem penilaian atas risiko berbasis teknologi yang dilakukan tidak hanya dari sisi underlying asset¸namun juga dari sisi nasabah atau investor.

"Dimulai dengan tahapan comprehensive assessment atas sebuah emiten yang akan menjadi underlying sebuah produk investasi," ujarnya.

Baca juga: Buruh Bakal Kembali Turun ke Jalan, Demo Tolak Kenaikan Harga BBM


Adapun secara internal, Bahana TCW disebut menerapkan sistem persetujuan berjenjang atas pengambilan keputusan strategis, khususnya menyangkut universe saham dan efek investasi lainnya.

Rukmi mengungkapkan, keterlibatan Komite Investasi secara aktif dalam menentukan arah investasi Bahana TCW juga sangat penting guna memastikan seluruh proses bisnis sesuai dengan prosedur investasi dan prinsip responsibility process owner.

"Sementara dari sisi investor, kami juga melakukan tahapan assessment dalam menerima calon investor. Dalam hal ini kami telah mengembangkan sistem Anti Money Laundering System untuk membantu proses screening investor baru Bahana TCW," ucapnya.

Sebagai informasi, sampai dengan Juli 2022 Bahana TCW mengelola aset reksa dana di luar reksa dana penyertaan terbatas dan kontrak pengelolaan dana sebesar Rp 40,45 triliun.

Baca juga: Miliaran Data SIM Card Diduga Bocor, Ini Hasil Investigasi ATSI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com