Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rayu Investor Eropa Tanam Modal di Eropa, Sri Mulyani: Tak Cukup Hanya 1 Miliar Euro

Kompas.com - 09/09/2022, 20:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merayu para investor dari kawasan Eropa untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Ia bilang, RI merupakan negara yang menarik untuk investor sehingga mereka perlu menambah nilai investasinya.

Melalui European Investment Bank (EIB), para investor asal Eropa berkomitmen menggelontorkan investasi sebesar 1 miliar euro per tahun atau setara Rp 14,9 triliun (Kurs Rp 14.978 per Euro) untuk proyek ramah lingkungan di Indonesia.

Bendahara Negara itu pun menyebut nilai investasi itu perlu ditingkatkan kembali, mengingat Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan proyek hijau guna mencapai target penurunan emisi karbon sesuai dengan Paris Aggrement.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Jika AS dan Eropa Masuk Resesi, Harga Minyak Mentah Dunia Bisa Turun

Indonesia berkomitmen menurunkan target emisi karbon mencapai 29 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen melalui dukungan internasional pada 2030. Dana yang dibutuhkan untuk mencapai target itu yakni sekitar 280 miliar dollar AS atau Rp 4.152 triliun atau (kurs Rp 14.830 per dollar AS)

"Komitmen (penurunan emisi) melalui dukungan internasional membutuhkan lebih dari dukungan internasional saat ini, yaitu akan membutuhkan lebih dari 280 miliar dolar AS. Itu sebabnya saya menyebutkan dana (EIB) sebesar 1 miliar Euro belum cukup," ujarnya dalam acara pembukaan Kantor Perwakilan Regional EIB untuk Asia Tenggara dan Pasifik di Hotel Ayana Mid Plaza, Jakarta, Jumat (9/9/2022).

Sri Mulyani menekankan, Indonesia memiliki banyak peluang investasi karena merupakan negara terbesar di Asia Tenggara. Terlebih Indonesia memiliki tekad dan komitmen yang kuat terhadap persoalan perubahan iklim, sejalan dengan EIB yang berfokus pada pembiayaan infrastruktur berkelanjutan.

Namun tentunya komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon itu membutuhkan pembiayaan yang besar, di mana APBN juga tidak cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh sebab itu, dibutuhkan peran swasta maupun investor asing untuk mencapai penurunan emisi karbon.

Baca juga: Sri Mulyani Tantang 100 Ekonom Hitung Proyeksi Harga Minyak Mentah 2023

"Kami akan menggunakan sumber daya kami sendiri (APBN) namun tentu kami akan mengundang sektor swasta, dan jenis kerjasama ini (EIB) sangat, sangat dibutuhkan. dan jelas diperlukan agar kami dapat memenuhi komitmen tersebut," ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Presiden EIB Kris Peeters mengatakan, untuk meningkatkan kegiatan di kawasan dan memprioritaskan pendanaan aksi iklim, transportasi perkotaan, perawatan kesehatan, keamanan energi, proyek infrastruktur berkelanjutan di Asia Tenggara pihaknya memiliki komitmen investasi senilai 2,6 miliar Euro. Namun, khusus Indonesia dialokasikan sebesar 1 miliar Euro per tahun.

"Kami ingin menjadikan diri kami sebagai mitra yang dapat diandalkan untuk Indonesia dan Asia Tenggara dan membantu memastikan untuk negara dan kawasan untuk tumbuh dan berkembang dengan cara yang hijau," kata Peeters.

Baca juga: Aturan Sri Mulyani: Pemda Wajib Gunakan 2 Persen Dana Transfer Umum untuk Bansos

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com