Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Usulan Penghapusan Listrik 450 VA, Pengamat: Masyarakat Bisa Makin Konsumtif

Kompas.com - 14/09/2022, 10:45 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat Energi Universitas Indonesia Iwa Garniwa menilai usulan pemerintah untuk melakukan penghapusan listrik 450 VA dan digantikan ke 900 VA akan mendorong sifat konsumtif di masyarakat.

“Ada satu kekhawatiran ketika masyarakat diberi kesempatan memiliki daya lebih, maka sifat konsumtifnya akan mucul, yang tadinya 450 VA cukup, sekarang menjadi 900 VA,” kata Iwa kepada Kompas.com, Rabu (14/9/2022).

Menurut Iwa, dengan konsumsi yang nantinya lebih tinggi ketika memiliki daya listrik 900 VA, maka masyarakat otomatis akan membayar listrik yang lebih tinggi. Sebelumnya, pemerintah bersama dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI mengusulkan untuk melakukan penghapusan listrik 450 VA untuk kelompok rumah tangga miskin.

Baca juga: Simpang Siur Rencana Penghapusan Listrik 450 VA, Masih Berupa Usulan dan Perlu Dilakukan Bertahap

Hal ini dilakukan untuk penyesuaian dengan tingkat kebutuhan yang semakin lama semakin meningkat. Selain itu juga saat ini PT PLN (Persero) yang terus mengalami oversupply listrik, yang diperkirakan mencapai 41 gigawatt (GW) pada tahun 2030, seiring dengan penerapan energi baru terbarukan (EBT).

“Usulan ini sudah tepat, tapi dengan syarat subsidinya tetap jalan. Kalau melihat pola subsidi saat ini, yang mendapatkan subsidi adalah golongan pengguna 450 VA, dan juga sebagaian dari 900 VA, takutnya nanti sebagian itu tidak dapat subsidi lagi,” ujar dia.

Dalam rapat panja pembahasan RAPBN 2023 antara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Banggar DPR RI, Rencananya kenaikan daya listrik 450 VA akan dilakukan secara bertahap, dengan menaikkan dayanya menjadi 900 VA. Namun, perubahan daya juga tidak akan dieksekusi dalam waktu dekat ini, karena membutuhkan data penerima subsidi.

Iwa mengatakan, berdasarkan data yang ia miliki saat ini terdapat sekitar 25 juta masyarakat yang mendapatkan subsidi daya listrik 450 VA, dan sekitar 5 juta masyarakat yang memperoleh subsidi untuk daya listrik 900 VA.

Baca juga: Banggar DPR Usulkan Daya Listrik 450 VA Dihapus, Ini Alasannya

“Artinya ada sekitar 30 juta masyarakat yang (daya listriknya) disubsidi pemerintah. Jika yang pengguna 450 VA naik k3 900 VA, dibalik itu ada potensi perilaku yang lebih konsumtif dengan menambah peralatan elektronik,” lanjut dia.

Adapun mekanisme yang tepat dalam hal ini adalah dengan melihat jumlah energi yang terpakai per bulannya. Dia mencontohkan, misalkan pelanggan menggunakan energi sebanyak 30 KWH per bulan mendapatkan subsidi, atau dengan kata lain jumlah pemakaian diatas 30 KWH tidak mendapat subsidi, atau membayar sesuai harga normal (keekonomian).

“Polanya adalah, tetap segmen listrik 450 VA dan yang (beralih) ke 900 VA ini harus diberikan, dengan cara (menetapkan batas) besarnya jumlah KWH maksimal yang diberikan subsidi. Karena pada dasarnya subsidi ini hak masyarakat, namun saat daya beli yang rendah sehingga subsidi diperlukan untuk mendorong daya beli seiring ekonomi yang makin baik,” tegas dia.

Baca juga: PLN Buka Suara soal Wacana Penghapusan Daya Listrik 450 VA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com