Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Riset Tunjukan Baru 20 Persen UMKM RI yang Terdigitalisasi

Kompas.com - 15/09/2022, 18:32 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil riset bertajuk 'Menciptakan Pertumbuhan Inklusif melalui Digitalisasi UMKM di Indonesia' yang dilakukan oleh Boston Consulting Group dan Blibli menunjukan, baru 20 persen pelaku UMKM di Indonesia yang terdigitalisasi.

Angka tersebut terbilang rendah, mengingat tingginya jumlah pelaku UMKM di Tanah Air. Padahal, semenjak merebaknya pandemi Covid-19 dua tahun lalu, tingkat adopsi teknologi informasi digital masyarakat Indonesia meningkat pesat.

Namun demikian, Chief Executive Officer sekaligus Co-Founder Blibli Kusumo Martanto mengatakan, literasi digital UMKM berpotensi meningkat di masa mendatang seiring dengan semaraknya penggiat UMKM melakukan transformasi digital di masa pandemi Covid-19.

"Ini menjadi tantangan bersama untuk meningkatkan literasi digital bukan hanya bagi UMKM atau entrepreneur yang baru akan memulai usahanya, namun juga untuk meningkatkan kapabilitas mereka yang sudah merasakan manfaat digitalisasi," tutur dia, dalam keterangan resmi, Kamis (15/9/2022).

Baca juga: Cintai Produk Lokal UMKM, Blibli Luncurkan Kampanye Maju Tak Gentar Mendukung #PejuangLokal

Menurutnya, UMKM yang mempraktikkan digitalisasi telah menunjukkan praktik terbaik dalam meningkatkan skala bisnis dan jangkauan pemasaran ke berbagai wilayah hingga luar negeri.

Ia pun mencontohkan Bakmi Sundoro, yakni produsen Mie Godhog Jogja, sebagai salah satu UMKM yang melakukan transformasi digital ke dalam platform e-commerce Blibli pada masa pandemi ini.

"Terbukti bisnisnya tidak hanya berkembang di Indonesia karena mereka bisa mengirim produknya ke mancanegara, seperti Singapura dan Korea Selatan," ujarnya.

Baca juga: Sampoerna Dorong Digitalisasi UMKM Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

 

Dampak digitalisasi UMKM

Sementara itu, Managing Director & Partner Boston Consulting Group Haikal Siregar mengatakan, digitalisasi UMKM itu berdampak terhadap efisiensi dan meningkatkan daya saing UMKM, serta dapat meningkatkan penjualan hingga 2 kali lipat dibandingkan UMKM konvensional.

“Faktor penyebabnya karena jangkauan pemasaran UMKM online itu memiliki jangkauan yang lebih luas," katanya.

Lebih lanjut, Haikal menyebutkan nilai transaksi UMKM di China dan Jepang yang terkoneksi platform digital masing-masing naik menjadi 78 persen dari sebelumnya 48 persen dan 84 persen dari 54 persen.

Peningkatan itu, menurut Haikal, merupakan hasil dari inisiatif pemerintah di kedua negara itu dengan membangun infrastruktur teknologi dan informasi, subsidi, mengimplementasikan peta jalan digitalisasi serta memacu UMKM untuk mengadopsi teknologi termutakhir.

"Di 2024, nilai ekonomi UMKM yang go digital di Tiongkok itu berpotensi mencapai 900 miliar dollar AS dan Jepang 300 miliar dollar AS," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com