SUDAH tiga tahun berturut-turut Indonesia berhasil memenuhi kebutuhan makanan pokoknya secara mandiri.
Capaian tersebut ibarat mimpi yang menjadi nyata karena sudah lebih dari 30 tahun Indonesia berusaha untuk bisa kembali mandiri dalam memenuhi kebutuhan beras sebagai makanan pokoknya.
Pada 14 Agustus 2022, International Rice Research Institute (IRRI) memberikan penghargaan atas prestasi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional, khususnya beras. Capaian ini merupakan prestasi pemerintah yang luar biasa dan harus mendapat apresiasi dari seluruh lapisan masyarakat.
Pemerintah telah berhasil menciptakan dua terobosan dalam industri perberasan sebagai cikal bakal dari swasembada beras, yaitu perubahan pola perilaku konsumsi dan pola produksi.
Baca juga: IRRI Berikan Klarifikasi soal Misinformasi Penghargaan Swasembada Beras untuk Indonesia
Dari sisi pola perilaku konsumsi, pemerintah telah berhasil menciptakan diversifikasi pangan dengan mengubah perilaku konsumsi pangan masyarakat. Masyarakat yang terbiasa menjadikan beras sebagai makanan pokoknya, perlahan mulai berubah dan beralih ke bahan pangan lainnya seperti mi, roti, dan kentang.
Hal itu menjadikan permintaan pasar terhadap beras mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Menurut data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), sejak tahun 2011 rata-rata konsumsi beras per kapita per tahun mengalami penurunan.
Pada tahun 2011, rata-rata konsumsi beras per kapita per tahun mencapai 113,72 kg. Pada tahun 2019, rata-rata konsumsi beras per kapita per tahun turun menjadi 103,74 kg.
Dengan angka tersebut maka kebutuhan beras per tahun akan lebih rendah dari nilai produksinya.
Di sisi lain, pemerintah juga berhasil meningkatkan produktivitas lahan sawah dalam menghasilkan Gabah Kering Giling (GKG).
Dalam beberapa tahun terakhir, produktivitas sawah dalam menghasilkan GKG mengalami peningkatan dari sekitar 5,1 ton per hektar menjadi 5,4 ton per hektar.
Pembangunan infrastruktur pertanian yang telah dibangun pemerintah seperti bendungan, embung, dan jaringan irigasi diduga kuat menjadi faktor utama peningkatan produktivitas lahan sawah saat ini.
Banyak cerita yang selama ini masih terpendam dalam struktur pasar dan industri perberasan yang berpotensi menghambat terjadinya swasembada beras secara berkesinambungan.
Struktur pasar dalam industri perberasan terbagi menjadi dua sektor, yaitu sektor hulu dan sektor hilir. Struktur pasar perberasan di sektor hulu belum mengalami banyak perubahan, masih warisan turun temurun dari masyarakat pertanian tradisional.