Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Jelang GCRG Roundtable, Indonesia Turut Siapkan Pembahasan Terkait Isu Pangan, Energi, dan Keuangan Dunia

Kompas.com - 17/09/2022, 16:56 WIB
Siti Sahana Aqesya,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menjelang pertemuan Champions Global Crisis Response Group (GRCG) atau GCRG Roundtable, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar pertemuan Sherpa GCRG secara virtual pada Jumat (16/9/2022). Pertemuan ini dihadiri oleh Sekretaris Menteri Koordinator (Sesmenko) Perekonomian Susiwijono selaku Sherpa Indonesia pada GCRG.

Pada kesempatan tersebut, hadir pula Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Perekonomian (Kemenko Perekonomian) Edi Prio Pambudi dan Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) Tri Tharyat.

Adapun pertemuan Sherpa GCRG dilaksanakan untuk membahas persiapan teknis Roundtable GCRG yang merupakan acara sampingan dari Pertemuan Sesi ke-77 Sidang Umum PBB bertajuk “A Watershed Moment: Transformative Solutions To Interlocking Challenges” yang akan digelar pada Selasa (20/9/2022).

Roundtable GCRG yang diadakan di New York, Amerika Serikat pada 21 September 2022 akan dihadiri oleh para Champions, yakni kepala negara atau kepala pemerintahan GCRG. 

Pertemuan Sherpa GCRG dipimpin oleh Deputi Sekjen PBB Amina J Mohammed. Ia menjelaskan bahwa Sekjen PBB Antonio Guterres akan memimpin pertemuan Roundtable GCRG.

Baca juga: Jokowi Dipercaya Sekjen PBB Jadi Anggota GCRG, Apa Itu GCRG?

 

Lalu, Sekjen United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) Rebecca Greenspan akan memaparkan kompleksitas krisis dan keterkaitan antara dimensi krisis. Pada pertemuan tersebut, faktor yang menjadi kendala dalam penurunan harga komoditas pangan dan energi pun akan dibahas.

Amina mengatakan, krisis sosial diperkirakan akan terus terjadi di beberapa kawasan dunia. Bahkan, krisis sosial yang terjadi di Amerika Latin, dapat berpotensi menyebar ke kawasan lain.

“Mengantisipasi gejolak tersebut, komunitas global perlu mempersiapkan program jaringan pengaman sosial yang dapat menunjang ketersediaan pangan dan lapangan pekerjaan,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (17/9/2022).

Selain krisis sosial, Amina mengatakan bahwa Roundtable GRGC juga akan membahas isu-isu pangan, energi, dan keuangan. Untuk membahas isu ini, Joint Coordination Centre (JCC) dari Black Sea Grain Initiative akan memaparkan pengelolaan transportasi komoditas pangan dan pupuk dari Ukraina.

Berdasarkan data yang dicatat JCC, terdapat 2,7 juta ton biji-bijian dan bahan makanan lain yang diangkut dari tiga pelabuhan di Ukraina hingga Senin (12/9/2022). Destinasi pengiriman tersebut ditujukan ke negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah sebanyak 28 persen, negara berpenghasilan menengah ke atas 27 persen, dan negara berpenghasilan tinggi 44 persen.

Sementara pada isu krisis finansial, kata Amina, masih terdapat kendala dalam pembahasan restrukturisasi utang, pendistribusian special drawing rights (SDR), dan pelebaran ruang fiskal. Sebab, sejumlah negara mitra menolak membahas hal-hal terkait utang tersebut sebelum terselenggaranya mid-term elections di Amerika Serikat (AS) pada 8 November 2022.

Baca juga: Jelang KTT G20, ITDC Optimistis Tingkat Keterisian Kawasan The Nusa Dua di Atas 50 Persen

“Saat ini, terdapat 44 negara yang terdampak krisis dan perlu dipertimbangkan untuk memaparkan dalam laporan GCRG. Sementara para Champions lain yang hadir pada Roundtable GCRG, akan diminta untuk menyampaikan pandangan dan masukan,” tuturnya.

Menanggapi pemaparan Amina, Susiwijono menyampaikan hasil mutakhir pertemuan Group of Twenty (G20) untuk menjadi dasar pertimbangan dalam pembahasan di Roundtable GCRG.

Terkait isu pangan, paparnya, G20 Agriculture Ministerial Meeting telah membahas dan menyepakati tiga prioritas yang diusulkan oleh Indonesia.

Pertama, membangun sistem pangan dan pertanian yang kuat dan berkelanjutan. Kedua, meningkatkan perdagangan pangan yang terbuka, adil, dapat diprediksi, dan transparan. Ketiga, mendorong inovasi bisnis pertanian melalui teknologi pertanian digital di pedesaan untuk meningkatkan taraf hidup petani.

Halaman:


Terkini Lainnya

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com