Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hunian TOD Dinilai Bisa Jadi Solusi untuk Mengatasi Kemacetan di Kota Besar

Kompas.com - 19/09/2022, 21:40 WIB
Akhdi Martin Pratama

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembangan kawasan hunian berbasis transit oriented development (TOD) dinilai bisa menjadi solusi untuk menjawab kebutuhan hunian bagi para generasi milenial.

Pasalnya, dengan adanya TOD, aktivitas masyarakat yang bekerja di kota tak akan banyak terbuang di jalan karena macet. Sebab, kemacetan jadi salah satu masalah yang masih mendera kaum pekerja di Jakarta.

Banyak kaum pekerja yang saat ini didominasi generasi milenial yang menganggap masalah ini kian hari kian serius.

"Kalau kota semakin besar artinya semua penduduk akan ke pinggir wilayah penyangga. Nah, warga penyangga ke jakarta harus ada transprotasi apakah MRT, LRT ataupun kereta api. Tapi ketika masuk ke Jakarta dia harus terkonek dengan simpul-simpul TOD yang lebih lengkap," ujar pengamat Properti Ali Tranghanda dalam keterangannya, Senin (19/9/2022).

Baca juga: Investasi Hunian TOD Dekat Akses KRL Dinilai Menjanjikan

Dari sisi pemanfaatan lahan, menurutnya, TOD dianggap sebagai solusi untuk penataan perkotaan karena mengoptimalkan fungsi lahan yang kian terbatas dan mahal dengan basis transportasi publik di kawasannya.

Hal ini akan memudahkan mobilitas penghuni selain mengurangi permasalahan macet hingga polusi perkotaan.

Selain itu, TOD juga dianggap sebagai solusi paling mujarab dalam rangka mengatasi masalah kemacetan yang kerap melanda kota-kota besar termasuk Jakarta. Dengan TOD, para pekerja dan masyarakat secara umum, akan lebih mudah mengakses moda transportasi umum dari hunian tempat tinggalnya.

Dengan begitu, masyarakat akan memilih menggunakan moda transportasi umum ketimbang membawa kendaraan sendiri yang menyebabkan kemacetan.

Kesadaran ini lah yang membuat Perum Perumnas semakin serius menerapkan proyek hunian berkonsep TOD tersebut. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2020 yang dilaksanakan BPS pada 2021, angka backlog perumahan di Indonesia mencapai 12,75 juta.

"Cukup tingginya angka kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan (backlog) rumah khususnya di kota-kota besar, menjadi perhatian kita bersama pada sektor properti Indonesia," kata Direktur Utama Perum Perumnas Budi Saddewa Soediro.

Baca juga: Perumnas Tawarkan Hunian untuk Generasi Milenial yang Terintegrasi Transportasi di Depok

Dalam mengatasi permasalahan ini, Budi mengatakan Perumnas sebagai BUMN telah menggandeng banyak kerja sama, khususnya dalam penyediaan rumah di kota-kota besar. Salah satunya adalah dengan PT KAI dalam penyedian hunian berkonsep TOD yang langsung nempel dengan stasiun KRL di beberapa wilayah Jakarta dan pinggiran Jakarta.

"Hunian dengan konsep seperti ini, tidak hanya akan membantu permasalahan backlog yang ada, melainkan akan menengahkotakan hunian. Artinya, masyarakat berkesempatan memiliki hunian yang terjangkau yang berada di tiga lokasi di kota besar Jakarta dan sekitarnya," tambah Budi.

Ketiga lokasi tersebut yakni Samesta Mahata Serpong di Stasiun Rawa Buntu Tangerang Selatan, Samesta Mahata Margonda di Stasiun Pondok Cina Depok, dan Samesta Mahata Tanjung Barat di Stasiun Tanjung Barat Jakarta.

Rencananya jumlah unit yang dibangun Perumnas di Samesta Mahata Serpong sebanyak 1.816 unit, Samesta Mahata Tanjung Barat sebanyak 1.216 unit dan Samesta Mahata Margonda sebanyak 940 unit yang mana telah dilaksanakan topping off.

“Konsep hunian terintegrasi transportasi masal dari Perumnas ini tidak hanya diimplementasikan pada tipe hunian rumah susun, tetapi juga pada tipe hunian rumah tapak yang terdapat pada lokasi Samesta Parayasa Bogor dan kawasan Nusa Dua Bekala Medan”, lanjutnya.

Dengan demikian, para pekerja ibu kota bisa memiliki lebih banyak alternatif hunian layak yang bisa menunjang keseimbangan antara kehidupan keluarga di rumah dengan karir dan pekerjaannya.

Baca juga: Kas Negatif, BUMN Perumnas Minta Suntikan Duit APBN Rp 1,5 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com