Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Sri Lanka Melonjak jadi 70,2 Persen, Harga Pangan Meroket 84.6 Persen

Kompas.com - 24/09/2022, 14:14 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

COLOMBO, KOMPAS.com - Sri Lanka masih terus berjuang menghadapi keadaan ekonomi yang buruk setelah negara mengalami krisis dan bangkrut.

Sekarang, Sri Lanka dihadapkan pada tantangan inflasi yang terjadi di negaranya.

Dilansir dari BBC, tingkat inflasi tahunan Sri Lanka melonjak menjadi lebih dari 70 persen pada bulan Agustus.

Hal ini karena negara masih berjuang menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam 70 tahun terakhir.

Baca juga: BI Tak Akan Agresif Naikkan Suku Bunga Acuan Jika Inflasi Terkendali

Data resmi juga menunjukkan harga pangan naik 84,6 persen dibandingkan tahun lalu.

Negara Asia Selatan berpenduduk 22 juta orang itu terjerumus ke dalam kekacauan keuangan dan politik tahun ini karena menghadapi kekurangan mata uang asing.

Negara ini tidak mampu membeli impor utama, termasuk bahan bakar, pupuk, dan obat-obatan.

Bulan lalu, Bank Sentral Sri Lanka memperkirakan inflasi akan mereda karena ekonomi negara itu melambat. Ekonomi Sri Lanka sendiri telah mengalami kontraksi sebesar 8,4 persen dalam tiga bulan hingga akhir Agustus.

Sebelum pandemi, Sri Lanka sangat bergantung pada pariwisata untuk mata uang asing, termasuk dollar AS.

Namun, penutupan perbatasan yang bertujuan untuk memperlambat penyebaran Covid-19 membuat turis menjauh dan berdampak besar pada perekonomian negara.

Hal tersebut diperburuk dengan jeleknya manajemen keuangan negara yang sudah berjalan sebalam bertahun-tahun. Hal tersebut menyebabkan Sri Lanka gagal membayar utangnya awal tahun ini.

Selain itu, Sri Lanka juga menghadapi pergolakan politik dalam beberapa bulan terakhir. Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melarikan diri ke luar negeri sebelum mengundurkan diri pada Juli lalu.

Itu terjadi ketika ratusan ribu orang turun ke jalan, untuk menyuarakan kenaikan tajak harga makanan dan bahan bakar.

Banyak orang Sri Lanka menyalahkan pemerintahan Rajapaksa karena salah menangani krisis.

Baca juga: Pengertian Hiperinflasi, Dampak, dan Penyebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com