Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bos Garuda Turunkan Utang Miliaran Dollar AS, dari Pangkas Sewa Pesawat hingga Rute Terbang

Kompas.com - 26/09/2022, 21:00 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengatakan, pihaknya berhasil menurunkan utang dari 10,1 miliar dollar AS menjadi 5,1 miliar dollar AS dan memperbaiki ekuitas dari -5,3 miliar dollar AS ke 1,5 miliar dollar AS.

Irfan mengatakan, utang tersebut menjadi salah satu masalah perseroan yang disebabkan biaya sewa pesawat yang tinggi dan rute penerbangan tak optimal.

"Biaya sewa pesawat yang tinggi, dan di atas rata-rata market dan juga pengelolaan rute yang tidak optimal, jadi kita terbang ke banyak tempat dan waktu yang tidak terdefinisi dengan baik," kata Irfan dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin (26/9/2022).

Baca juga: Garuda Indonesia Ajukan Rekognisi Putusan Homologasi di AS

Tak hanya itu, kata Irfan, kondisi pandemi Covid-19 membuat biaya tetap (fixed cost) perusahaan sangat tinggi, namun pendapatan turun drastis.

"Penurunan pendapatan kita yang signifikan selama proses Pandemi Covid-19 kuartal pertama sebelum ada pandemi kondisi kita cukup baik sebenarnya, habis itu menurun sangat drastis dan mengalami titik jenuhnya di bulan April 2020," ujarnya.

Baca juga: Bos Garuda: Enggak Ada Satu Sen Pun dari PMN Dipakai Buat Bayar Utang

Berdasarkan kondisi tersebut, Irfan mengatakan, pihaknya menyusun Business Plan di antaranya menurunkan biaya sewa pesawat mendekati tarif wajar, pemberlakuan power by the hour (PBH) atau membayar sewa pesawat yang digunakan dan pengelolaan rute penerbangan.

"Dalam pembuatan Business Plan tersebut ada 2 hal utama yang dibutuhkan Garuda dari pemerintah, pertama penambahan PMN sebesar 7,5 Triliun melalui Right Issue (HMETD) dan perubahan struktur kepemilikan sebagai akibat adanya konversi utang kreditur dalam skema perjanjian PKPU," tuturnya.

Baca juga: 7 Bulan Berjuang Lepas dari Jurang Pailit, Bos Garuda Puji Profesionalitas Para Kru

 


Lebih lanjut, Irfan mengatakan, Garuda pada periode semester I-2022 mencatatkan laba bersih sebesar 3,816 juta dollar AS atau Rp 57,28 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.075 per dollar AS.

"Ini diakibatkan oleh hasil perjanjian perdamaian yang kita lakukan dalam PKPU. Jadi, 3,8 juta dollar AS ini diperoleh dari situ yaitu utang yang turun dari 10,1 miliar dollar AS menjadi sekitar 5 miliar dollar AS," ucap dia.

Baca juga: Setelah Restrukturisasi, Utang Garuda Indonesia Berkurang jadi Rp 75,67 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com