Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunga Simpanan Sudah Naik, BTPN Ancang-ancang Naikkan Suku Bunga Kredit

Kompas.com - 30/09/2022, 06:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk atau BTPN saat ini belum menaikkan suku bunga kredit setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan dua kali menjadi 4,25 persen.

Direktur Keuangan Bank BTPN Hanna Tantani mengatakan, sejak Agustus kemarin BTPN telah menaikkan suku bunga simpanan tapi belum menyesuaikan bunga kredit. Seperti diketahui, pada 23 Agustus lalu BI telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps).

Kemudian dengan BI menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada 22 September lalu, BTPN mulai bersiap untuk menaikkan suku bunga kredit perseroan.

Baca juga: Bank BTPN Angkat Henoch Munandar sebagai Direktur Utama

"Apakah sudah ada transmisi bunga simpanan? Sedikit, sedikit saja sejak bulan lalu. Dengan memperhatikan kondisi di pasar dan kenaikan suku bunga acuan BI yang kemarin ada kenaikan 50 bps di kredit, tentu saja ini akan ada penyesuaian ke bunga kredit ke depannya," ujarnya saat public expose virtual, Kamis (29/9/2022).

Hanna menjelaskan, saat ini likuiditas perseroan masih baik dan kuat. Namun dengan tren suku bunga yang naik ini pihaknya akan terus memantau pasar agar suku bunga simpanan maupun kredit yang ditawarkan perseroan tetap kompetitif.

Adapun rasio likuiditas dan pendanaan perseraon berada di tingkat yang sehat dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 181,3 persen dan net stable funding ratio (NSFR) 121,3 persen pada posisi 30 Juni 2022. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 25,2 persen.

Baca juga: BTPN Catatkan Laba Bersih Rp 1,67 Triliun pada Semester I-2022

"Kami tentu memantau secara terus-menerus dan tentu saja akan mengadjust sesuai dengan kondisi pasar. Intinya supaya tetap kompetitif dan mendukung pertumbuhan kredit kami ke depannya," ucap Hanna.

Kendati demikian, kenaikan suku bunga kredit tentu akan berpengaruh pada meningkatnya rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perseroan.

Padahal perseroan sudah berhasil mencatatkan rasio gross-NPL yang tercatat di angka 1,35 persen per akhir Juni 2022, turun dibanding 1,46 persen pada Juni 2022. Angka tersebut juga di bawah rata-rata industri sebesar 2,86 persen.

Oleh karenanya, dia bilang, pihaknya aknmelakukan monitoring terhadap perkembangan debitur di semua segmen kredit dan melakukan manajemen kualitas kredit dengan lebih hati-hati sebagai bagian dari manajemen risiko kredit perseroan.

"Tentu saja kondisi saat ini memerlukan kita untuk lebih cermat dan memperhatikan situasi," tukasnya.

Baca juga: BTPN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 856 Miliar pada Semester I-2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com