Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Bahan Baku Obat Kimia Farma Ditarget Mampu Tekan Impor hingga 20 Persen

Kompas.com - 03/10/2022, 19:09 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Kimia Farma David Utama mengatakan, melalui anak usaha PT Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP) hasil sinergi dengan perusahaan farmasi asal Korea Selatan, mampu menekan impor Bahan Bakar Obat (BBO) hingga 20 persen.

"Dengan kerja sama ini, Indonesia mampu mengurangi impor BBO di tahun 2024 bisa turun 17-20 persen," ujar David di Pabrik PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP) Cikarang, Jawa Barat, Senin (3/10/2022).

David menargetkan akan memproduksi 28 BBO di tahun 2024, dimana saat ini sejak berdiri di tahun 2016 telah memproduksi 12 BBO yang memenuhi standar GMP, BPOM, dan sertifikasi halal.

"Kita sudah menciptakan 12 BBO, kalau dilihat program pemerintah kedepannya itu kita harus melengkapi hinga 28 BBO, masih on progres dan ini sudah ada strukturnya," lanjut David.

Baca juga: Kimia Farma Pastikan Pabrik Bahan Baku Obat di Cikarang Memenuhi Standar Kualitas

Direktur Utama PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia, Pamian Siregar mengatakan, dengan adanya Pabrik Bahan Baku Obat ini, akan menekan impor. Adapun persentasi (Tingkat Komponen Dalam Negeri) TKDN adalah 25 persen yang tidak hanya berlaku pada obat, tapi semua komoditi.

“Sudah sangat signifikanlah dalam membantu penurunan impor BBO kita tadi. Tinggal tantangannya bagaimana supaya semua industri farmasi yang ada itu menggunakannya,” ujar Pamian.

Baca juga: Kimia Farma Target Turunkan Impor Bahan Baku Obat

Secara komersial BBO akan diserap oleh Kimia Farma, namun ada juga perusahaan-perusahaan farmasi lain yang akan menyerap, seperti Dexa Medica, Phapros, Novell Pharmaceutical, Pyridam Farma, dan Fahrenheit Indonesia.

“Tahun ini yang sudah mulai akan menyerap adalah Dexa Medica, nanti saat hari kesehatan ansional mereka akan men-declare kemampuan mereka menyerap di tahun depan,” tegas dia.

Baca juga: Meneropong Potensi Industri Farmasi dan Alat Kesehatan Dalam Negeri


David mengungkapkan, saat ini PT Farma Sungwun Pharmacopia sudah menciptakan 12 BBO, dan di tahun 2024 ditargetkan akan melengkapi hinga 28 BBO. Sebanyak 28 BBO ini sudah terstruktur sebagai strategi ketahanan nasional.

David mengatakan, PT Farma Sungwun Pharmacopia memiliki lahan yang cukup besar untuk melakukan ekspansi yakni 12 hektar, sementara saat ini yang terpakai baru 5.000 meter3.

“Kalau kita tidak menyiapkan seperti itu, ke depannya ini menjadi tantangan buat Indonesia, kalau sampai ada pandemi lagi di tahun 2024 akan menjadi kritikal buat kita. Kita juga mengutamakan untuk memastikan industri farmasi kita terlindungi, tapi yang terpenting adalah kemandirian, ketahanan nasional yang kita jaga,” tegas David.

Baca juga: Erick Thohir: Sangat Menyedihkan, Negara Sebesar Indonesia, 90 Persen Bahan Baku Obat Masih Impor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com