Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kriteria Pemimpin Ideal Versi Sri Mulyani

Kompas.com - 03/10/2022, 20:20 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan sejumlah kriteria pemimpin yang ideal, khususnya dalam pemerintahan. Kriteria itu yakni berintegritas, berdedikasi, loyal, serta selaras dengan tujuan bernegara.

Hal itu diungkapkannya saat memberikan pidato dalam acara wisuda akbar PKN STAN yang dihadiri 2.397 wisudawan-wisudawati di Kampus PKN STAN, Tangerang, Senin (3/10/2022).

Menurut Sri Mulyani, sebagian dari pengelola keuangan negara, maka penting untuk memiliki integritas karena akan diperhadapkan berbagai tantangan dan cobaan. Selain itu, penting untuk memiliki dedikasi, yakni siap untuk memberi lebih banyak ketimbang menerima.

Baca juga: Pesan Sri Mulyani ke Lulusan STAN: Jagalah Integritas!

"Seorang pemimpin adalah mereka yang siap untuk memberi lebih banyak daripada menerima, mereka yang sudah selesai dengan dirinya sendiri," kata Bendahara Negara itu.

Ia pun meminta, para lulusan baru PKN STAN yang termasuk generasi milenial, bahkan generasi Z tersebut, bisa melepaskan label 'me first' sebab di masa depan mereka akan menjadi penerus kepemimpinan institusi pengelolaan uang negara. Menurutnya, stigma 'me first' itu muncul dikarenakan generasi muda saat ini lebih fokus pada ke-aku-an.

Maka dalam hal ini, para lulusan PKN STAN yang dalam masa studinya difasilitasi negara, harus mampu berdedikasi kepada negara dengan tidak menjadi pribadi yang individualis dan egois karena memang menjadi bagian dari pelayanan publik.

"Kalian yang dibiayai dan diberikan kampus yang begitu indah, semua fasilitas dibiayai negara. Negara berinvestasi pada anda karena negara mengharapkan anda bukan menjadi generasi yang 'me first', sebab pemimpin adalah yang memberi," kata Sri Mulyani.

Selain itu, ia menilai, dalam hal loyal dan selaras dengan kenegaraan, pemimpin harus mampu memiliki pemikiran dan perasaan yang ditujukan untuk kepentingan bangsa. Dia menekankan, penting untuk seorang pemimpin mengisi pemikirannya dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk kemajuan Indonesia.

Baca juga: Kata Sri Mulyani, Inggris Krisis akibat Kebijakan Ekonomi Mereka Sendiri

"Gunakan ilmu yang kalian dapatkan untuk membuat Indonesia mencapai cita-citanya yaitu masyarakat adil makmur bermartabat, maka yang kalian pikirkan dan kalian rasakan menjadi energi yang tidak terhingga bagi Indonesia untuk maju," ucapnya.

Lebih lanjut, kata Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, hal penting sebagai pemimpin yang selaras dengan bernegara adalah menjauhi bibit-bibit kebencian yang dapat memecah belah bangsa. Maka penting untuk memiliki pemikiran yang bersih sebab hal itu yang akan membentuk nilai diri, terlebih sebagai pemimpin di pemerintahan harus memiliki nilai yang bisa dipercaya oleh masyarakat luas.

"Jaga pikiran dan perasaan kalian, jangan pernah diisi dengan bibit-bibit kebencian, permusuhan, dan bahkan keinginan untuk berbuat buruk, termasuk memecah belah bangsa Indonesia," ungkap dia.

Ia menambahkan, pada dasarnya pemimpin juga harus memiliki kompetensi serta kemampuan untuk selalu belajar serta mencari sumber pengetahuan. Sebab ilmu yang didapatkan di masa menjalani pendidikan formal hanyalah sebagian kecil dari ilmu pengalaman yang akan dibutuhkan saat menjadi pemimpin di masa depan.

"Saya harap kalian tidak selesai untuk belajar. Ilmu pengetahuan yang kalian dapatkan di sini adalah baru sebagian kecil dari ilmu pengalaman yang akan dibutuhkan pada saat kalian akan menjadi pemimpin di masa depan," pungkas Sri Mulyani.

Baca juga: Diminta Jokowi Eman-eman Gunakan Uang Negara, Ini Respons Sri Mulyani

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com