Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Dunia Melonjak Jelang Pertemuan OPEC+

Kompas.com - 05/10/2022, 08:15 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada perdagangan hari Selasa (4/10/2022) waktu setempat. Kenaikan harga minyak dibayangi oleh potensi pemangkasan produksi yang akan dibahas dalam pertemuan OPEC+ pada Rabu (5/10/2022).

Mengutip CNBC, harga minyak mentah berjangka Brent naik 2,83 dollar AS atau 3,18 persen, menjadi 91,69 dollar AS per barrel setelah sempat melonjak 4 persen di hari sebelumnya. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 2,7 dollar AS atau 3,2 persen di level 86,37 dollar AS per barrel.

Kenaikan harga minyak terjadi karena ekspektasi pasar akan pengurangan produksi dalam jumlah besar minyak mentah, yang akan dibahas dalam pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+ hari ini. Kekhawatiran ini bahkan melebihi kekhawatiran pasar akan ekonomi global.

Baca juga: Minyak Makan Merah Jadi Alternatif Minyak Goreng, Kapan Diproduksi Massal?

Kabar yang berhembus menyebutkan bahwa pada pertemuan OPEC+, negara-negara pengekspor minyak akan berembuk untuk memutuskan pengurangan produksi hingga lebih dari 1 juta barrel per hari. Pemotongan produksi yang dilakukan oleh negara pengekspor minyak mentah menjadi pemotongan produksi terbesar sejak pandemi Covid-19 tahun 2020.

"Terlepas dari semua yang terjadi dengan perang di Ukraina, OPEC+ tidak pernah sekuat ini dan mereka akan melakukan apa pun untuk mendukung harga minyak mentah,” kata Edward Moya, analis senior OANDA.

OPEC+ telah meningkatkan produksi tahun ini setelah pemotongan rekor yang terjadi pada tahun 2020 karena penurunan permintaan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Namun dalam beberapa bulan terakhir, organisasi tersebut telah gagal memenuhi peningkatan produksi yang direncanakan sebesar 3,6 juta barrel per hari.

“Sementara OPEC+ mungkin mengumumkan pemotongan besar lebih dari 1 juta barel per hari. Pada kenyataannya, pemotongan itu bisa jauh lebih kecil. Ini karena sebagian besar anggota OPEC+ berproduksi jauh di bawah tingkat produksi target mereka," kata analis ING.

Baca juga: Bank Mandiri Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2022 Lebih Tinggi dari Kuartal Sebelumnya


Goldman Sachs mengungkapkan, pemangkasan produksi terjadi setelah penurunan harga yang cukup tajam pada pekan lalu. Dengan munculnya wacana pemangkasan produksi ini, mendorong harga minyak dalam trend bullish.

Di sisi lain, Tina Teng, seorang analis di CMC Markets menilai kekhawatiran tentang ekonomi global masih menekan harga minyak mentah dunia. Hal ini karena investor juga melihat potensi untuk mengambil keuntungan.

“Masih ada ketidakpastian di pasar global, seperti gejolak pasar obligasi, aksi jual aset berisiko, dan dolar AS yang meroket,” kata Teng.

Harga minyak telah turun selama empat bulan berturut-turut karena penguncian Covid-19 yang dilakukan oleh salah satu importir minyak utama, China, yang membatasi permintaan. Sementara kenaikan suku bunga dan melonjaknya dolar AS menekan pasar keuangan global.

Baca juga: Mampukah IHSG Lanjutkan Penguatan pada Hari Ini?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com