Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Turkiye Tembus 83 Persen, Tertinggi dalam 24 Tahun

Kompas.com - 05/10/2022, 09:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber BBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat inflasi di Turkiye telah naik di atas 83 persen. Tingkat iniflasi ini merupakan yang tertinggi dalam 24 tahun ke belakang.

Bahkan Pakar independen Kelompok Riset Inflasi memperkirakan tingkat inflasi tahunan sebenarnya sebesar 186,27 persen.

Dikutip dari BBC, penyebab tingginya inflasi Turkiye karena sektor transportasi, makanan, dan perumahan mengalami lonjakan harga terbesar.

Baca juga: Inflasi September Tertinggi sejak 2014, Ekonom Sebut Bukan Skenario Terburuk

Sektor transportasi mengalami kenaikan harga tahunan paling tajam sebesar 117,66 persen, diikuti oleh makanan dan minuman non-alkohol sebesar 93 persem.

Tahun lalu Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengambil langkah yang tidak lazim dengan memangkas suku bunga acuan untuk meningkatkan perekonomian. Hal itu dilakukan karena menurutnya suku bunga merupakan sumber dari kekacauan ini.

Padahal biasanya, sebagian besar bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan untuk melawan inflasi di negaranya.

Tidak hanya itu, Edrogan juga mengambil kebijakan ekonomi lain termasuk intervensi di pasar valuta asing.

Baca juga: BBM Jadi Penyebab Utama Inflasi September, Airlangga: Masih Terkendali karena Harga Pangan Turun

“Kami akan membangun abad Turkiye bersama, semoga dengan mengatasi masalah inflasi,” kata Erdogan dikutip dari BBC, Rabu (5/10/2022).

Pemotongan suku bunga tahun lalu dari 19 persen menjadi 14 persen menyebabkan jatuhnya nilai mata uang lira Turkiye. Hal ini menyebabkan lebih mahal bagi negara untuk mengimpor barang dari luar negeri.

Inflasi yang tinggi dan krisis ekonomi adalah masalah utama yang dihadapi Erdogan yang disebut ingin mengamankan masa jabatan lagi dalam pemilihan tahun depan.

Adapun harga-harga kebutuhan naik dengan cepat di seluruh dunia karena berbagai faktor termasuk kekurangan pasokan akibat Covid-19 dan perang Ukraina yang telah mendorong harga energi dan makanan lebih tinggi.

Baca juga: Inflasi Terus Meningkat, Mendagri: Memang Sudah Diprediksi...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com