Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Tukar Rupiah di Pasar Spot Menguat Tipis, di Jisdor Malah Terkoreksi

Kompas.com - 06/10/2022, 16:14 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot kembali ditutup menguat pada sesi perdagangan Kamis (6/10/2022) hari ini. Penguatan ini mengekor sebagian besar mata uang Asia lain yang turut terapresiasi.

Melansir data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 15.189 per dollar AS, menguat tipis 0,03 persen. Terpantau sejak pembukaan perdangangan nilai tukar rupiah bergerak fluktuatif.

Namun demikian, mengacu kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor, nilai tukar rupiah justru terkoreksi tipis. Pada sesi perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah Jisdor berada pada level Rp 15.197 per dollar AS, lebih tinggi dari perdagangan kemarin sebesar Rp 15.196 per dollar AS.

Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Kembali Perkasa Terhadap Dollar AS, Ini Penyebabnya

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dollar AS sebenarnya menguat. Ini terjadi setelah pejabat bank sentral AS, The Federal Reserve, kembali memberikan sinyal hawkish terhadap kebijakan suku bunga acuan.

Dilansir dari Investing, indeks dollar AS sampai dengan sore hari ini berada pada kisaran 111. Ini menguat sekitar 0,20 persen dari penutupan perdangan kemarin.

"Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa siklus pengetatan kebijakan AS masih dalam masa-masa awal," ujar Ibrahim, dalam risetnya, Kamis.

Kendati indeks dollar AS menguat, terpantau sejumlah mata uang Asia lain masih menguat terhadap mata uang Negeri Paman Sam.

Baca juga: Inflasi Capai Level Tertinggi Sejak Desember 2014, Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp 15.300 per Dollar AS


Apresiasi terhadap dollar AS dialami oleh dollar Singapura (0,11 persen), dollar Taiwan (0,08 persen), won Korea Selatan (0,58 persen), yuan China (0,13 persen), hingga baht Thailand (0,45 persen).

Dari dalam negeri sendiri, pasar masih mencermati data inflasi RI. Dengan terus meningkatnya inflasi, pasar semakin khawatir akan potensi pengetatan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang lebih agresif ke depan.

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah," ucap Ibrahim.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun tapi Rupiah Melemah, Sri Mulyani: Berimbas ke Anggaran Subsidi BBM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com