Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamax Turun, Mungkinkah Harga Pertalite Ikut Turun?

Kompas.com - 07/10/2022, 20:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga beberapa jenis bahan bakar minyak (BBM) mengalami penurunan harga, yakni Pertamax dan Pertamax Turbo. Penurunan itu terjadi di tengah tren penurunan harga minyak mentah dunia menjadi ke level di bawah 100 dollar AS per barrel.

Mengutip data Bloomberg, pada Jumat (7/10/2022), harga minyak mentah berjangka Brent berada di level 95,35 dollar AS per barrel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berada di level 89,44 dollar AS per barrel.

Harga Pertamax kini dibanderol Rp 13.900 per liter dari sebelumnya seharga Rp 14.500 per liter, begitu pula dengan Pertamax Turbo menjadi seharga Rp 14.950 per liter dari sebelumnya Rp 15.900 per liter. Namun, penurunan harga tidak terjadi pada Pertalite yang tetap dipatok Rp 10.000 per liter.

Baca juga: Badan Pangan Nasional Perkuat Peran Daerah Kendalikan Inflasi Pangan

Apakah ada peluang untuk harga BBM Pertalite turun mengikuti Pertamax?

Menurut Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan, peluang harga Pertalite kembali turun masih jauh. Sebab saat ini harga jual BBM RON 90 itu belum mencapai harga keekonomiannya.

Harga Pertalite yang saat ini dijual ke masyarakat telah disubsidi oleh pemerintah dalam bentuk kompensasi kepada Pertamina, sehingga harga jualnya masih di bawah harga yang seharusnya.

"Sampai saat ini saya melihat peluang pertalite turun ini masih jauh. Hal ini karena memang belum masuk ke harga keekonomian. Masih ada beban kompensasi yang harus ditanggung pemerintah," ujarnya kepada Kompas.com dikutip Jumat (7/10/2022).

Pertimbangan lainnya, harga minyak mentah dunia masih berpotensi kembali naik. Hal ini dikarenakan negara-negara Barat yang memiliki musim dingin akan meningkatkan penggunaan energi, terlebih diikuti momentum Natal dan tahun baru.

Baca juga: Tarik Tunai Saldo LinkAja Syariah Bisa Lewat ATM BSI

"Saat ini harga minyak cenderung naik juga. Apalagi menjelang musim dingin, juga Natal serta tahun baru. Kebutuhan akan energi pasti mengalami peningkatan," kata Mamit.

Di sisi lain, negara-negara pengekspor minyak atau OPEC+ memutuskan memangkas produksi hingga 2 juta barrel per hari. OPEC+ berpendapat, langkah ini bisa mendorong pemulihan harga minyak mentah, yang sempat turun ke sekitar 80 dollar AS per barrel.

Kondisi pemangkasan produksi OPEC+ tersebut maka akan mengurangi pasokan minyak mentah di pasar global yang berakibat pada kenaikan harga.

Mamit menambahkan, jika harga Pertalite diturunkan, belum tentu pula akan diikuti dengan penurunan harga kebutuhan pokok dan tarif transportasi publik. Alhasil, penurunan harga tidak sepenuhnya bisa dinikmati masyarakat.

"Yang ada nanti hanya berkurang di BBM tetapi yang lain tetap sama. Jadi masyarakat tidak mendapatkan manfaat secara optimal dari penurunan harga BB subsidi ini," pungkasnya.

Baca juga: BSU Tahap 5 Cair Minggu Depan, Ini Cara Cek Penerima Secara Online

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik

Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com