JAKARTA, KOMPAS.com - Kepemilikan dana darurat menjadi semakin penting di tengah kondisi perekonomian global yang semakin tidak menentu. Ini diutarakan oleh sejumlah perencana dan praktisi keuangan.
Sebagaimana diketahui, berbagai lembaga riset dan keuangan telah memproyeksi bahwa perekonomian global akan memasuki jurang resesi pada 2023, imbas dari kenaikan suku bunga bank sentral yang agresif. Fenomena tersebut kemudian berpotensi mengganggu sumber pendapatan individu.
Oleh karenanya, masyarakat disarankan untuk menyiapkan kembali pos dana daruratnya. Ini untuk mengantisipasi kondisi tidak terduga, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pengurangan pendapatan usaha.
Baca juga: Resesi Global di Depan Mata, Waktunya Kurangi Investasi dan Simpan Uang Tunai?
Dalam menyiapkan dana darurat, masyarakat tidak harus menempatkan seluruh dananya ke tabungan. Pasalnya, nilai dana yang ditaruh di tabungan berpotensi tergerus oleh kenaikan harga komoditas atau inflasi.
Instrumen investasi dinilai dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat penyimpanan darurat. Dengan demikian, potensi keuntungan masih bisa diperoleh individu.
Namun demikian, tidak semua instrumen investasi bisa digunakan sebagai pos dana darurat. Terdapat sejumlah kriteria yang perlu dipenuhi, agar instrumen investasi dapat menjadi dana darurat.
Baca juga: Gara-gara Krisis dan Inflasi, Jokowi: 28 Negara Antre Jadi Pasien IMF
Retail Proposition Divition Head OCBC NISP Chinni Yanti Tjhin mengatakan, terdapat tiga kriteria utama instrumen investasi dapat digunakan sebagai dana darurat, yakni likuid, mudah diakses, dan aman.
Untuk kriteria likuid, artinya masyarakat harus memilih aset yang bisa dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu relatif singkat. Masyarakat tidak disarankan untuk memilih instrumen investasi yang sulit untuk diubah menjadi uang.
"Kalau misal analogi saya beli tanah murah semua uang saya pakai buat beli tanah, apakah tanah masuk ke aset yang likuid? Tidak, karena pencairannya butuh proses yang tidak singkat," tutur dia, di Jakarta, Selasa (11/10/2022).
Baca juga: Generasi Milenial Wajib Punya Dana Darurat, Bagaimana Cara Menyiapkannya?