Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahlil: Presiden Berganti, Konglomeratnya Itu-itu Saja...

Kompas.com - 13/10/2022, 05:07 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, masuknya investasi asing ke Indonesia perlu dibarengi berkembangnya pengusaha di daerah. Oleh sebab itu, pemerintah mendorong terciptanya antara pengusaha besar dan pengusaha kecil di daerah.

Menurut dia, hal itu perlu dilakukan agar tak hanya orang-orang tertentu saja yang bisnisnya bisa berkembang, tetapi secara merata bisa dinikmati pelaku usaha lainnya.

"Investasi yang masuk ke daerah itu tidak boleh orang daerah hanya menjadi penonton, kami ingin orang daerah bisa juga diikutsertakan," ujarnya dalam acara BNI Investor Daily Summit di JCC, Jakarta, Rabu (12/10/2022).

Baca juga: 28 Negara Antre Jadi Pasien IMF, Bahlil: Tidak Hanya Negara Berkembang

Ia menilai, selama pengusaha daerah atau pelaku usaha kecil tidak mendapatkan ruang yang cukup untuk berkembang. Maka, berdasarkan pengalamannya, Bahlil ingin setiap pelaku usaha memiliki kesempatan yang sama untuk mengembankan bisnisnya.

"Sebagai orang yang besar dan berproses dari daerah dengan didampingi kepedihan saya dulu, sumber daya alam kami diambil oleh pengusaha-pengusaha dan yang jadi kaya itu-itu saja, dan orang daerah tidak diberikan ruang," ungkap Bahlil.

Dia berpandangan perlunya untuk mengubah cara lama, sehingga pemerintah pun mewajibkan investor asing yang masuk ke Indonesia wajib menggandeng pengusaha lokal.

Bahlil mengatakan, dalam reformasi Indonesia maka yang dihasilkan adalah dua keputusan besar yaitu urusan politik dan ekonomi. Maka seiring bergantinya pimpinan negara maupun daerah, seharusnya dibarengi pertumbuhan pelaku usaha yang beragam, bukan hanya sekelompok orang tertentu.

"Politik itu, presiden sudah berganti, menteri sudah berganti, gubernur/walikota, anggota DPR sudah berganti. Yang saya mau tanya satu, konglomerat ada enggak yang berganti? Konglomeratnya itu itu aja, tambah turunannya," paparnya.

Kendati demikian, ia menilai, kondisi itu bukan berarti salah para penentu kebijakan di masa lalu. Menurutnya, persoalan utama adalah ketidakmauan pengusaha dalam melakukan kolaborasi.

Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya kolaborasi antara pengusaha, baik besar maupun kecil, untuk bisa sama-sama bertumbuh dan berkontribusi pada perekonomian nasional.

"Harusnya yang kuat tarik yang menengah, yang menengah tarik yang di bawah, supaya semuanya tumbuh dan hidup bersama-sama," pungkas Bahlil.

Baca juga: Bahlil: Kalau Kita Tidak Ciptakan Lapangan Kerja, Kampus Bisa Jadi Pabrik Pengangguran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com