Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibayangi Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia Turun

Kompas.com - 13/10/2022, 08:10 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada perdagangan hari Rabu (12/10/2022) waktu setempat. Pergerakan harga minyak dunia dipengaruhi oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga oleh The Fed dalam upaya menekan inflasi.

Mengutip Bloomberg, harga West Texas Intermediate untuk pengiriman November tergelincir 0,03 persen menjadi 87,27 dollar AS per barrel. Sementara itu, Brent untuk pengiriman Desember turun 1,9 persen menjadi 92,45 dollar AS per barrel.

Penurunan harga minyak mentah dunia terjadi pada hari ketiga usai negara pengekspor minyak atau OPEC+ memutuskan untuk memangkas produksinya sebesar 2 juta barrel per hari pada November mendatang.

Baca juga: Hati-hati, Pelemahan IHSG Diproyeksi Berlanjut Hari Ini

Kekhawatiran lonjakan inflasi yang mendorong The Fed menaikkan suku bunga acuannya juga menambah kekhawatiran pasar. Di sisi lain, harga yang dibayarkan oleh produsen minyak AS lebih dari yang diharapkan pada bulan lalu. Ini merupakan tanda adanya perlambatan pada pertumbuhan ekonomi global.

Di sisi lain, pejabat Federal Reserve mengatakan, mereka akan menaikkan suku bunga ke tingkat yang lebih tinggi. Analis memperkirakan, kenaikan bisa mencapai 75 basis poin bulan depan.

“Inflasi masih menjadi agenda sebagian besar pedagang, dan dengan ekonomi yang masih menunjukkan kecenderungan inflasi, gagasan tentang suku bunga yang lebih tinggi menyebabkan pergerakan kembali ke sela-sela yang menekan masa depan bulan depan,” kata Dennis Kissler, wakil presiden senior di Bok Sekuritas Keuangan.

Baca juga: Bahlil: Presiden Berganti, Konglomeratnya Itu-itu Saja...

Berdasarkan laporan Administrasi Informasi Energi, AS yang sebelumnya tidak setuju dengan pengurangan produksi oleh OPEC+, memangkas kembali perkiraan pasokan dan permintaan di tahun 2023. Di tahun tersebut, dampak sanksi atas pemberlakuan pembatasan minyak Rusia, juga mungkin mulai dirasakan.

Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo mengatakan, negara-negara sudah berusaha mengamankan kontrak untuk membeli minyak Rusia sebelum sanksi Uni Eropa berlaku pada 5 Desember.

“Salah satu aspek besar dari kasus bull untuk harga minyak adalah hilangnya pasokan Rusia yang berarti, terutama saat kita menatap tenggat waktu 5 Desember itu,” kata John Kilduff, mitra pendiri di Again Capital.

“Itulah yang membuat semua orang ketakutan. Tetapi sejauh kita akan melihat persediaan itu dipertahankan dan tetap di pasar, dan sepertinya memang demikian. Itu adalah elemen bearish yang besar untuk pasar," lanjutnya.

Pekan lalu, harga minyak mentah dunia reli setelah OPEC+ sepakat untuk memangkas pasokan minyak. Namun, fokus pasar tetap pada kesehatan ekonomi global karena putaran agresif kenaikan suku bunga meredam prospek pertumbuhan.

Baca juga: Ada Risiko Resesi, Luhut Anjurkan Masyarakat Tanam Cabai dan Sayur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com