Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Global Dalam Bahaya, Sri Mulyani: Tidak Dapat Diselesaikan Satu Negara

Kompas.com - 13/10/2022, 10:10 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta negara anggota G20 untuk saling bekerja sama menyelesaikan kondisi ekonomi global yang saat ini dalam keadaan bahaya.

Pasalnya, negara anggota G20 merupakan kumpulan negara yang mewakili 85 persen ekonomi dunia sehingga aksi kolektif yang dilakukan G20 dapat berdampak pada pemulihan ekonomi global ini.

Hal ini disampaikan Sri Mulyani pada Welcoming Remarks 4th Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting di Washington D.C, Amerika Serikat.

Baca juga: Sri Mulyani: Negara Adidaya Tak Bisa Selesaikan Sendiri Masalah Pandemi dan Iklim

"Tantangan ekonomi global yang kompleks tidak dapat diselesaikan oleh satu negara atau sekelompok negara yang bertindak sendiri. Hal ini membutuhkan tindakan kolektif dari kelompok yang terdiri dari 85 persen ekonomi dunia," ujarnya dikutip dari YouTube Bank Indonesia, Kamis (13/10/2022).

Meskipun, kata dia, kerja sama antar anggota G20 ini tidak akan mudah karena masing-masing negara memiliki perbedaan pandangan, pengalaman, dan kepentingan.

Namun justru perbedaan inilah yang memungkinkan G20 dapat menemukan solusi yang terbaik bagi dunia yang terdiri dari negara maju, menengah, dan berkembang.

Baca juga: Sri Mulyani: Ekonomi Digital Tidak Hanya Identik dengan Startup

"Dibutuhkan kelompok dengan perwakilan paling beragam untuk memastikan semua suara didengar. Semua negara dengan pengaruh ekonomi global sistemik harus terlibat dalam mencari solusi negara maju, menengah, dan juga negara berkembang," ucapnya.

Sri Mulyani yakin hal ini dapat dicapai mengingat G20 sebelumnya pernah berhasil merespons krisis keuangan global dan bahkan beberapa waktu lalu G20 ikut berkontribusi di masa pandemi Covid-19.

"Anda semua tahu dari pertemuan kami sebelumnya bahwa saya benar-benar percaya bahwa G20 adalah mercusuar harapan yang dapat membantu dunia menavigasi gelombang krisis yang menghancurkan yang kita hadapi," ungkapnya.

Menurutnya, saat ini situasi ekonomi global berada dalam bahaya. Pasalnya, risiko tingkat inflasi yang tinggi semakin meningkat, pertumbuhan ekonomi jadi melambat, perubahan iklim dan cuaca, hingga kerawanan pangan terjadi bersamaan.

Ditambah perang di Ukraina yang terus memburuk menyebabkan krisis ketahanan pangan, harga energi yang tinggi dan fluktuatif, kebijakan perdagangan yang membatasi, dan gangguan rantai pasokan.

"Kita bertemu lagi, ketika situasi ekonomi global semakin menantang, dan saya rasa tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa dunia dalam keadaan bahaya," tuturnya.

Baca juga: Risiko Global Meningkat, Sri Mulyani: Perlu Diwaspadai, tapi Tidak Berarti Kita Gentar...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com