Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penurunan Transaksi Kripto Dinilai Wajar, Ini Alasannya

Kompas.com - 13/10/2022, 12:10 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Platform transaksi kripto, Indodax, menilai penurunan nilai transaksi kripto di Indonesia selama beberapa bulan terakhir masih wajar. Pasalnya, pada tahun lalu nilai transaksi aset digital melonjak signifikan, bahkan kerap menyentuh level tertinggi sepanjang masa.

Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, nilai transaksi aset kripto di Tanah Air sejak Januari-Agustus 2022 mencapai Rp 249,3 triliun. Ini turun 56,35 persen dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, nilai transaksi pada tahun 2021 memang jauh lebih besar selain karena harga kripto yang bullish. Ini pun membuat banyak investor melakukan transaksi dan mengambil keuntungan atau take profit.

Baca juga: Modus Pig Butchering Sampai ke Indonesia, Satgas Waspada Investasi: Hati-hati Chat Medsos Ajak Investasi Kripto

"Berbeda dengan tahun ini dimana selain harga kripto yang sedang bearish, para investor pun enggan untuk bertransaksi karena melihat bahwa pasar sedang bearish," ujar dia, dalam keterangannya, Rabu (12/10/2022).

Namun demikian, Oscar menilai, sebenarnya minat masyarakat terhadap aset digital tersebut masih relatif tinggi. Ini tercermin dari jumlah investor kripto yang masih tumbuh signifikan. Jika dibandingkan dengan data pada akhir tahun 2021, jumlah investor kripto telah naik sekitar 43,75 persen.

"Meskipun di tahun 2022 ini market kripto sedang masuk fase winter, nyatanya peminat investasi kripto masih banyak yang mana dibuktikan dengan penambahan jumlah investor kripto," tutur Oscar.

Baca juga: Mau Investasi Kripto? Jadilah Investor yang Pintar

“Dengan jumlah investor yang sudah tembus 16,1 juta investor, bukan tidak mungkin di tahun 2023 jumlahnya bisa mencapai 20 juta investor,” tambah dia.

Pergerakan kripto masih variatif

Sementara itu, Trader Tokocrypto Afid Sugiono menyebutkan, performa market kripto tengah pekan ini, tampak bervariatif. Sejumlah kripto big cap terpantau masuk zona hijau, namun rentan untuk kembali anjlok.

Menurutnya, market kripto saat ini sedang bergerak fluktuatif dengan kenaikan tipis. Ini disebabkan lantaran investor khawatir dengan pandangan hawkish terbaru The Fed melalui risalah rapat (minutes of meeting) bulan September.

"Selain itu, investor juga menanti CPI atau data inflasi AS yang akan rilis sehari setelahnya. Sebab, kedua data itu bisa memberikan sinyal terkait kebijakan moneter yang akan ditempuh The Fed ke depan," ujar dia, dalam risetnya.

"Kabarnya mereka harus mengimplementasikan kebijakan yang lebih restriktif demi mengarahkan inflasi AS ke angka 2 persen," tambah Afid.

Investor yakin bahwa The Fed tetap akan mengerek suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin pada November mendatang terlepas dari tingkat inflasi yang membaik atau memburuk.

Baca juga: Meneropong Nasib Kripto Bulan Ini, Makin Terperosok?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com