BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Xinhua

Menengok Visi dan Aksi China di Bawah Kepemimpinan Xi Jinping untuk Masa Depan Global yang Lebih Baik

Kompas.com - 15/10/2022, 08:15 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com - Hampir satu dekade berlalu, ketika kepemimpinan Partai Komunis China (PKC) yang baru terpilih memulai debutnya di Balai Agung Rakyat di Beijing, China, usai sidang pleno pertama Komite Sentral PKC ke-18.

Kala itu, 1992, dunia berspekulasi mengenai bagaimana negara berpopulasi terpadat di dunia sekaligus ekonomi terbesar kedua yang dipimpin oleh Xi Jinping itu akan menjangkau seluruh komunitas global.

Kemudian, peran apa yang akan dimainkan negara tersebut di era dengan perubahan dan tantangan yang kian meningkat.

Dalam lawatan pertamanya ke luar negeri sebagai presiden China pada Maret 2013, Xi, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Komite Sentral KPC, menguraikan visi China untuk mempromosikan hubungan internasional model baru.

Hal yang dimaksud adalah membangun kerja sama yang saling menguntungkan dan berorientasi pada membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.

Lewat kepemimpinan di bawah Xi dalam satu dekade terakhir, China telah membuktikan komitmennya membangun kerja sama dengan damai. China juga mampu mengatasi tantangan global dengan memfasilitasi kerja sama yang saling menguntungkan, serta membuat sistem pemerintahan global yang lebih adil dan setara.

Pendekatan yang dilakukan China selaras dengan semangat era saat ini, yakni menjaga perdamaian dan stabilitas, mendorong pertumbuhan ekonomi dunia, serta membangun dunia dengan kemakmuran bersama dan berorientasi pada masa depan bersama.

Menilik kerja sama saling menguntungkan yang diusung China

Masihkah ada yang ingat, pada 2013, Presiden Xi mengusulkan Silk Road Economic Belt (Jalur Sutra Darat) dan 21st Century Maritime Silk Road (Jalur Sutra Laut) secara konsisten dalam kunjungannya ke Kazakhstan dan Indonesia. Inilah awal terbentuknya iBelt and Road Initiative (BRI).

Sembilan tahun kemudian, inisiatif tersebut mampu memperkuat kemitraan internasional, mempromosikan konektivitas, dan mendorong maju pembangunan bersama di seluruh dunia.

Volume perdagangan tahunan antara China dan sekitar 150 negara yang berpartisipasi dalam BRI melonjak dari 1,04 triliun dollar AS (dengan kurs 1 dollar AS = Rp 15.362) pada 2013 menjadi 1,8 triliun dollar AS pada 2021. Dari data ini, China mampu menorehkan lompatan kuantum 73 persen dalam kurun waktu 8 tahun.

Anak-anak bermain di samping sumur bantuan China di sebuah desa di Senegal pada 11 September 2018. XinHua/Li Yan Anak-anak bermain di samping sumur bantuan China di sebuah desa di Senegal pada 11 September 2018.

Laporan Bank Dunia mencatat, inisiatif tersebut dapat membantu 7,6 juta orang keluar dari kemiskinan ekstrem dan 32 juta lainnya keluar dari kemiskinan moderat secara global, serta mendorong perdagangan sebesar 2,8-9,7 persen bagi negara-negara yang berpartisipasi dan 1,7-6,2 persen untuk seluruh dunia.

Direktur Pusat Kajian Politik dan Strategis Al-Ahram yang dikelola pemerintah Mesir di Kairo, Mohamed Fayez Farahat, mengatakan inisiatif yang diusulkan China mencerminkan kontribusi negara itu terhadap pembangunan global dan dukungannya bagi negara-negara berkembang dan emerging economy.

"China membela usaha negara-negara berkembang di panggung internasional, serta memainkan peranan aktif dalam organisasi internasional yang penting," kata Farahat dalam rilis yang diterima Kompas.com dari Xinhua, Jumat (14/10/2022).

Pengelolaan dunia yang lebih baik

Salah satu prioritas dunia yang sedang mengalami perubahan pesat, adalah kebutuhan untuk membuat tata kelola global (global governance) menjadi lebih baik.

Apalagi, dunia baru saja mengalami pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, konflik regional, reaksi negatif terhadap globalisasi, dan berbagai faktor rumit lainnya saling terkait satu sama lain.

Dalam berbagai kesempatan selama satu dekade terakhir, Presiden Xi menegaskan bahwa solusinya terletak pada multilateralisme sejati dan sistem internasional yang berpusat pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Ia juga menyoroti upaya bersama untuk membentuk hubungan internasional model baru yang mengedepankan prinsip saling menghormati, kesetaraan dan keadilan, serta kerja sama saling menguntungkan. Terakhir, membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.

Dalam pidatonya pada debat umum Sidang Majelis Umum PBB ke-75, Xi menyerukan untuk tetap setia pada multilateralisme dan menjaga sistem internasional dengan PBB sebagai poros.

"Tata kelola global harus didasarkan pada prinsip konsultasi ekstensif, kontribusi bersama, dan manfaat bersama guna memastikan semua negara menikmati hak dan kesempatan yang setara serta mengikuti aturan yang sama," kata Xi.

Selama bertahun-tahun, China menepati komitmennya dengan terlibat dalam berbagai masalah global secara langsung.

Misalnya, perang melawan pandemi, pengentasan kemiskinan, aksi iklim, pemeliharaan perdamaian, dan pembangunan ekonomi dunia yang terbuka.

China menjadikan dirinya sebagai pembangun perdamaian dunia, kontributor pembangunan global, pembela tatanan internasional, dan penyedia barang publik.

Sejumlah pakar tim medis China dan dokter Italia berpose untuk difoto di Padua, Italia, pada 18 Maret 2020. XinHua/Tim Medis China Sejumlah pakar tim medis China dan dokter Italia berpose untuk difoto di Padua, Italia, pada 18 Maret 2020.

Membentuk tata kelola global yang lebih adil dan efektif membutuhkan dorongan kolektif. Itulah sebabnya China terus bekerja tanpa henti bersama negara-negara lain, terutama negara berkembang, untuk mencapai tujuan tersebut.

Organisasi Kerja Sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organization/SCO) menjadi contoh yang baik tentang bagaimana Beijing bekerja sama dengan para mitranya untuk mempromosikan hubungan internasional jenis baru.

Dalam sejarahnya selama 21 tahun, negara-negara anggota SCO meningkatkan kerja sama di berbagai bidang termasuk keamanan, ekonomi dan perdagangan, kesehatan masyarakat, serta budaya. SCO berkembang menjadi kekuatan konstruktif dalam membuat tata kelola global menjadi lebih baik serta mendorong stabilitas dan pembangunan.

“Dengan bangkitnya emerging economy, negara-negara berkembang menjadi lebih vokal dalam tata kelola global, dan mulai mendorong proses globalisasi ke arah yang lebih adil dan inklusif melalui berbagai mekanisme dan platform kerja sama multilateral,” kata Kepala Departemen Ilmu Politik dan Hubungan Internasional di Universitas Abuja, Sheriff Ghali Ibrahim.

Pakar asal Nigeria tersebut mengatakan bahwa China terbukti menjadi pelopor karena konsep globalisasinya sebagian besar mempromosikan masa depan bersama bagi umat manusia, tanpa diskriminasi, segregasi, atau mengucilkan pihak tertentu.

Kepentingan bersama secara global

Pandemi Covid-19 yang belum usai sepenuhnya menjadi pengingat bahwa masyarakat hidup di sebuah desa global. Artinya, nasib semua bangsa saling terkait erat.

Untuk meningkatkan respons terhadap berbagai tantangan global seperti itu di masa depan, masyarakat internasional diharapkan dapat bersama-sama berdiri dalam solidaritas.

Seorang pria bersepeda melewati logo pertemuan Dewan Kepala Negara Organisasi Kerja Sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organization/SCO) ke-22 di Samarkand, Uzbekistan, pada Senin (12/9/2022).XinHua/Bai Xueqi Seorang pria bersepeda melewati logo pertemuan Dewan Kepala Negara Organisasi Kerja Sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organization/SCO) ke-22 di Samarkand, Uzbekistan, pada Senin (12/9/2022).

Dengan wawasan mendalam tentang aspirasi bersama dunia, Xi mengusulkan Inisiatif Pembangunan Global (Global Development Initiative/GDI) dan Inisiatif Keamanan Global (Global Security Initiative/GSI).

Kedua inisiatif tersebut menggunakan kebijaksanaan China untuk mengeliminasi defisit perdamaian, keamanan, kepercayaan, dan tata kelola, serta menyoroti kebutuhan dan pentingnya membangun dunia dengan pembangunan bersama dan keamanan kolektif dalam lanskap global yang terus mengalami perubahan signifikan.

Mantan Ketua Wadah Pemikir India Observer Research Foundation, Bagi Sudheendra Kulkarni, mengatakan, pembangunan dan keamanan bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.

"Tidak ada negara yang bisa mewujudkan keamanan jika negara lain tidak aman, dan tidak ada negara yang bisa mencapai pembangunan jika pembangunan negara lain terancam. Kita harus mempertimbangkan keamanan dan pembangunan dalam konteks global," kata Kulkarni.

Mematuhi konsep membangun komunitas dengan masa depan bersama, China bekerja sama dengan negara-negara lain di dunia untuk melindungi multilateralisme sejati, mempertahankan rantai pasokan global yang stabil, memfasilitasi investasi dan perdagangan bebas, serta mengejar pembangunan ramah lingkungan dan rendah karbon.

Dari dukungan kuatnya untuk ekonomi dunia yang terbuka hingga komitmennya terhadap pengurangan dan netralitas karbon, China menunjukkan tekadnya melalui tindakan.

Saat menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, Presiden Kirgizstan Sadyr Zhaparov sangat terkesan dengan moto "Bersatu untuk Masa Depan Bersama" yang diserukan China.

"Ini merupakan seruan bagi masyarakat internasional untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia. Tak peduli apakah negara kita merupakan negara besar atau kecil, dalam konteks globalisasi, kita semua memiliki satu masa depan dan satu takdir," katanya.

Di mata mantan Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama, seruan Xi untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia sangat relevan dan dibutuhkan di era saat ini.

Membangun perasaan tentang masa depan bersama penting bagi dunia guna menghindari perpecahan dan mengatasi berbagai tantangan. Cara ini dinilainya mampu untuk menjaga perdamaian dan mendorong pembangunan bersama bagi Asia.

"Di Bumi tempat kita hidup, tidak hanya lingkungan yang berfungsi sebagai satu kesatuan, manusia pun juga harus saling berhubungan," tuturnya.


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com