Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Ekonomi RI Dianggap Cerah dalam Kondisi Dunia yang Makin Memburuk...

Kompas.com - 20/10/2022, 07:03 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia berada di titik terang ketika IMF dan Bank Dunia (Wolrld Bank) memberikan gambaran bahwa kondisi perekonomian dunia akan kelam dan muram pada 2023.

"Kalau IMF, World Bank menggunakan kata-kata dark atau menjadi kelam atau muram untuk 2023. Namun Indonesia dianggap sebagai the bright spot dalam situasi kondisi dunia yang semakin memburuk," ujarnya dalam Seminar Nasional Badan Keahlian DPR RI, Rabu (19/10/2022).

Pada paparannya, disebutkan setidaknya ada lima alasan Indonesia menjadi salah satu titik terang atau the bright spot. Pertama, karena terjaganya pertumbuhan ekonomi yang sehat di atas 5 persen dan level output ekonomi (PDB riil) sudah berada di atas pra-pandemi.

Baca juga: Asia Jadi Titik Terang di Tengah Gelapnya Ekonomi Global

Kedua ekonomi Indonesia masih berdaya tahan karena ditopang permintaan domestik yang masih kuat, sehingga menjadi motor pertumbuhan dan pemulihan. Selain itu, laju inflasi Indonesia dinilai masih moderat di antara negata peers lainnya.

Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mencapai 5,44 persen (year on year/yoy) pada kuartal II-2022, sementara tingkat inflasi per September 2022 tercatat sebesar 5,9 persen (yoy).

Lalu alasan ketiga yakni didukung dari sisi eksternal yang sehat, tercermin dari kinerja transaksi berjalan dan neraca perdagangan yang surplus. Pengangguran dan kemiskinan juga mengalami penurunan.

Keempat, penerapan kebijakan fiskal yang prudent (hati-hati) dan produktif, serta konsolidasi fiskal untuk kesinambungan fiskal. Serta kelima, berlanjutnya reformasi sektor keuangan seperti pendalaman pasar dan penguatan stabilitas.

Menurut Sri Mulyani, kinerja positif itu sekaligus membuktikan capaian dari upaya-upaya yang dilakukan pemerintah selama ini dalam menjaga perekonomian nasional di tengah ketidakpastian global.

Kendati demikian, ia menekankan, Indonesia harus tetap waspada meski ekonominya cukup cerah, sebab ketidakpastian global masih sangat tinggi dan akan berlanjut hingga tahun depan.

"Kita harus tetap waspada karena bright spot ini harus kita jaga bersama," tutup dia.

Sebelumnya, IMF menyakini ekonomi Asia akan cukup kuat di tengah pelemahan ekonomi global. Pandangan ini tertuang dalam laporan regional terbaru 'Asia Sails Into Headwinds From Rate Hikes, War, and China Slowdown'.

Ekonomi Asia pada tahun ini memang mengalami tantangan berat mulai dari kenaikan suku bunga, perang antara Rusia dan Ukraina, dan melemahnya aktivitas ekonomi China, meski demikian IMF menyebut tetap ada 'titik terang' pada wilayah ini di tengah gelapnya ekonomi global.

"Asia tetap menjadi titik terang relatif dalam ekonomi global yang semakin meredup," tulis IMF dalam laporannya dikutip Selasa (18/10/2022).

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Banyak Negara Terancam Alami Gagal Bayar Utang 

IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asia dan Pasifik sebesar 4 persen pada tahun ini, dan sebesar 4,3 persen pada 2023. Kedua proyeksi itu memang masih di bawah rata-rata pertumbuhan dalam dua dekade terakhir yang mencapai 5,5 persen.

Namun, angka itu lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan di kawasan Eropa yang sebesar 3,1 persen di 2022 dan sebesar 0,5 persen di 2023. Begitu pula dengan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat yang diproyeksi 1,6 persen di 2022, dan sebesar 1 persen di tahun depan.

Proyeksi pertumbuhan kawasan Asia itu bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan mencapai 3,2 persen di 2022, serta menjadi sebesar 2,7 persen pada 2023.

IMF pun menyebut Asia Tenggara kemungkinan menjadi wilayah di kawasan Asia yang akan menikmati pemulihan kuat. Ini tercemin dari pertumbuhan ekonomi yang tetap positif di sejumlah negara Asia Tenggara.

Baca juga: Ada Gejolak Global, Luhut Akui Sulit Ramal Ekonomi ke Depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com