Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbal Hasil Obligasi AS Sentuh Level Tertinggi, Reli Wall Street Berakhir

Kompas.com - 20/10/2022, 07:07 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Tren penguatan indeks saham utama Amerika Serikat akhirnya berakhir pada sesi perdagangan Rabu (19/10/2022) waktu setempat. Wall Street kompak ditutup merah, seiring dengan melonjaknya imbal hasil obilgasi pemerintah AS.

Mengacu kepada data RTI, indeks Dow Jones terkoreksi 0,33 persen ke 30.423,81, Nasdaq turun 0,85 persen ke 10.680,51, dan S&P 500 turun 0,67 persen ke 3.695,16. Koreksi ini mengakhiri tren penguatan selama dua hari terakhir.

Musim rilis kinerja emiten sebenarnya dimulai dengan baik, namun imbal hasil obligasi AS dengan tenor tetap meningkat ke 4,14 persen, level tertinggi sejak 23 Juli 2008. Ini mengindikasikan bahwa kekhawatiran pasar terhadap resesi masih ada.

Baca juga: ICAO Puji Indonesia Saat di Negara Lain Banyak Maskapai Tutup


"Jika Anda membuat segalanya dengan sederhana dan mengatakan Treasury 10 tahun adalah tingkat bebas risiko yang pada dasarnya sebagian besar kelas aset lain di dunia diberi harga, itu akan menyebabkan pasar yang berfluktuatif di berbagai aspek," tutur Co-CIO Truist Advisory Services Keith Lenner, dikutip dari CNBC, Kamis (20/10/2022).

Dampak dari tingkat suku bunga yang tinggi telah terlihat dari turunnya pasar properti. Biro Sensus AS menunjukkan, pasar properti turun lebih dalam dari yang diperkirakan pada September lalu.

Tingkat suku bunga acuan yang tinggi juga membuat saham teknologi menjadi lebih spekulatif. Dua raksasa teknologi China, JD.com dan Baidu masuk dalam top losers Nasdaq, dengan koreksi masing-masing sebesar 7 persen dan 8,8 persen.

Baca juga: Buah Manis Uji Coba Komersial Motor Listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com