Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalbe Farma Jamin Produk Sirupnya Bebas EG dan DEG

Kompas.com - 21/10/2022, 15:41 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan anak perusahaan menegaskan tidak menggunakan bahan baku etilen glycol (EG) dan dietilen glicol (DEG). Hal ini terkait dengan pemberitaan di masyarakat mengenai ratusan bayi yang mengalami yang mengalami gagal ginjal akut.

"Kalbe akan selalu menjaga kualitas dan memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) yang telah dibakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," tulis Kalbe Farma dalam keterangan resminya, Jumat (21/10/2022).

Perseroan menyebut akan selalu mematuhi regulasi yang ditetapkan BPOM dan Kementerian Kesehatan, termasuk apabila harus menarik produk obat berbentuk sirup untuk usia balita.

"Kebijakan antisipatif dari pemerintah terkait regulasi peredaran produk obat sirup merupakan langkah antisipasi yang harus diperhatikan Kalbe dalam memasarkan obat kepada masyarakat," tulis Kalbe.

Baca juga: Konimex Bantah Obat Sirupnya Mengandung EG dan DEG

Kalbe menegaskan, sejauh ini tak ada satu pun obat produksinya yang mengandung EG dan DEG sebagai bahan bakunya. Terlebih, semua produknya sudah diawasi BPOM.

"Kalbe wajib memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan dan tidak menggunakan ethylene glycol atau EG dan diethylene glycol atau DEG sebagai bahan," klaim Kalbe.

"Kalbe wajib mengikuti arahan dan permintaan Badan Pengawas Obat dan Makanan, dengan melakukan pengecekan ulang produk Kalbe dari kandungan EG dan DEG, agar aman dikonsumsi masyarakat," lanjut Kalbe.

Perusahaan farmasi milik konglomerat Boenjamin Setiawan ini mengaku masih terus mengikuti semua imbauan pemerintah, terutama terkait peredaran obat cair.

Baca juga: 4 Orang Kaya Pemilik Rumah Sakit Mewah di Indonesia

"Kalbe akan selalu berkoordinasi dengan BPOM dan pihak lain dalam pendistribusian obat sirup dengan mengikuti arahan dari pemerintah. Kalbe berkomitmen untuk menjaga ketersediaan obat bagi masyarakat dan pasien yang membutuhkan," tulis Kalbe.

Sebagai informasi saja, kasus penyakit gangguan ginjal akut misterius pada anak mengalami peningkatan beberapa bulan terakhir. Lonjakan paling signifikan terjadi sepanjang Agustus dan September 2022.

Kasus gangguan ginjal akut misterius ini disebut sudah ada sejak Januari, namun mulai melonjak di periode Agustus dan September. Sejauh ini belum ada pasien gagal ginjal kronik yang harus cuci darah rutin.

Penyakit ini terjadi secara mendadak dan kondisi penderitanya bisa memburuk yang lebih cepat dari biasanya.

Baca juga: Luhut Bilang, Tak Masalah APBN Dipakai untuk Proyek Kereta Cepat

Sampai saat ini, sebagian besar penyakit ginjal misterius di Indonesia terjadi pada anak usia di bawah lima tahun atau balita.

Penyakit ginjal misterius pada anak Indonesia ini memunculkan dugaan kaitannya dengan obat batuk buatan India.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan global untuk empat sirup obat batuk dan demam yang diduga berkaitan dengan kematian 66 anak di Gambia.

Keempat obat sirup tersebut, yakni Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup.

WHO menyebut, keempat obat diproduksi oleh perusahaan India, Maiden Pharmaceuticals, yang diduga tak memiliki jaminan keamanan.

Analisis laboratorium dari sampel empat produk menunjukkan bahwa semua oba sirup tersebut mengandung dietilen glikol dan etilen glikol sebagai kontaminan yang jumlahnya melebihi batas aman sehingga bisa menjadi racun dan menyebabkan cedera ginjal akut.

Baca juga: Ari Lasso Kesal Ditinggal Pesawat di Bandara Singapura, Ini Klarifikasi Batik Air

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com