Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surplus 9 Bulan Beruntun, APBN Makin Kuat Tahan Guncangan Ekonomi

Kompas.com - 21/10/2022, 17:48 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) mengalami surplus sebesar Rp 60,9 triliun pada September 2022. Capaian itu lebih rendah dari realisasi surplus APBN Agustus 2022 yang sebesar Rp 107,4 triliun.

Adapun besaran surplus APBN di Agustus 2022 tersebut setara dengan 0,33 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Realisasi itu sekaligus menjadi bulan ke sembilan berturut-turut APBN mengalami surplus.

"Surplus ini lebih rendah dari bulan sebelumnya, namun situasi ini lebih baik dibandingkan September tahun lalu yang defisit Rp 451,9 triliun," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: Sri Mulyani Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2022 Capai 5,5 Persen

Ia menjelaskan, surplus APBN tersebut ditopang oleh pendapatan negara yang tumbuh signifikan dibandingkan belanja negara. Meski demikian, dia mengakui belanja negara masih perlu diakselerasi.

Pendapatan negara hingga September 2022 tercatat sebesar Rp 1.974,7 triliun atau tumbuh 45,7 persen secara tahunan (year on year/yoy), sementara belanja negara mencapai Rp 1.913 triliun atau tumbuh 5,9 persen (yoy).

Dengan realisasi APBN yang surplus itu, maka terdapat sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) sebesar Rp 490,7 triliun. Menurutnya, dengan Silpa yang cukup besar itu maka memperkuat peran APBN sebagai shock absorber atau penahan guncangan ekonomi.

Baca juga: Kata Sri Mulyani Ada 4 Negara Jauh dari Ancaman Resesi, Apakah Indonesia Termasuk?


"Dalam situasi gejolak dunia yang sangat tidak pasti, dengan Silpa yang cukup kuat memberikan posisi yang sangat baik bagi APBN untuk bisa menjalankan fungsi melindungi rakyat dan melindungi ekonomi," jelas dia.

Sementara itu, dengan adanya surplus APBN maka pembiayaan anggaran pun menurun. Pada akhir Agustus 2022, pembiayaan anggaran tercatat sebesar Rp 429,8 triliun, turun 30,9 persen (yoy) dibandingkan periode sama di 2021 yang mencapai Rp 622 triliun.

"Jadi dalam situasi ini, terlihat kenapa pembiayaan kita mengalami penurunan, karena kita dalam posisi yang relatif kuat yaitu pembiayaan anggaran hanya Rp 429,8 triliun," ucap Bendahara Umum Negara itu.

Baca juga: Sri Mulyani: Ekonomi RI Dianggap Cerah dalam Kondisi Dunia yang Makin Memburuk...

Pendapatan dan belanja negara

Secara rinci, Sri Mulyani mengungkapkan, pendapatan negara yang sebesar Rp 1.974,7 triliun pada akhir September 2022 itu, meliputi penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.542,6 triliun atau tumbuh 49,3 persen (yoy).

Adapun penerimaan perpajakan itu terdiri dari penerimaan pajak sebesar Rp 1.310,5 triliun atau tumbuh 54,2 persen (yoy), serta kepabeanan dan cukai sebesar Rp 232,1 triliun dengan pertumbuhan 26,9 persen (yoy).

Kemudian pendapatan negara juga diperoleh dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang mencapai Rp 431,5 triliun atau tumbuh sebesar 34,4 persen (yoy).

"Ini semuanya menjadi cerita yang positif dari APBN kita yang menggambarkan pemulihan ekonomi, APBN kembali mulai sehat. Juga menggambarkan kemampuan kita untuk mulai menciptakan bantalan terhadap APBN dari gejolak-gejolak global yang berasal dari penguatan harga komoditas, inflasi, suku bunga, dan dollar AS," paparnya.

Baca juga: Indonesia di Tengah Bayang-bayang Resesi Global

Sedangkan untuk realisasi belanja yang tercatat mencapai Rp 1913,9 triliun hingga akhir September 2022, mencakup belanja pemerintah pusat senilai Rp 1.361,2 triliun atau tumbuh 7,6 persen (yoy), serta transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp 552,7 triliun atau naik 2,1 persen (yoy)

Adapun untuk belanja pemerintah pusat, rinciannya yakni belanja non kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp 686,8 triliun atau naik 29,2 persen (yoy), serta belanja kementerian lembaga sebesar Rp 674,4 triliun atau turun 8,1 persen (yoy).

"Belanja K/L masih kontraktif karena berhubungan dengan PC-PEN, terutama belanja kesehatan juga (menurun). Namun beberapa K/L memang masih perlu mengakselerasi belanjanya," tutup Sri Mulyani.

Baca juga: Risiko Resesi Meningkat di Tahun Depan, BI Cermati 5 Tantangan Global Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com