Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Pangan Nasional Waspada, Stok Kedelai Terbatas

Kompas.com - 24/10/2022, 14:07 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pangan Nasional (BPN) atau Nasional Food Agency (NFA) mewaspadai kondisi ketahanan pangan dalam negeri, khususnya pada komoditas kedelai yang stoknya terbatas. Sebab, berdasarkan data BPN rata-rata stok kedelai mencapai 7 hari.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan BPN, I Gusti Ketut Astawa mengatakan, terbatasnya stok kedelai tentu akan berpengaruh terhadap para pengrajin tahu dan tempe. Lantaran, kedelai merupakan bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe.

"Posisi pangan kita, untuk kedelai 7 hari. Ini yang sangat perlu kita perhatikan. Kalau di daerah Jawa, daerah pengrajin tahu tempe, kedelai menjadi komoditas yang sangat diperlukan," ungkapnya dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sulawesi Selatan, Senin (24/10/2022).

Baca juga: Harga Kedelai Tinggi, Ukuran Tahu Tempe Mengecil

Adapun semakin terbatasnya pasokan kedelai tentu akan berpengaruh pada nilai jual di pasaran. Menurutnya, harga kedelai saat ini mungkin sudah di kisaran Rp 14.000 per kilogram, padahal tren harga sebelumnya tak sebesar itu.

Oleh sebab itu, kata Astawa, BPN akan menata kembali cadangan pangan dalam negeri, termasuk di dalamnya mengatur kedelai, guna menjaga pasokannya dan stabilisasi harga. Maka dalam hal ini, peran Perum Bulog juga diperlukan untuk menjaga pasokan.

Saat ini tengah disusun Peraturan Presiden (Perpres) terkait cadangan pangan, di mana nantinya beras, jagung, dan kedelai menjadi komoditas utama yang akan ditata pengelolaannya. Bulog pun akan menguasai pengelolaan tiga komoditas itu untuk pengendalian harga.

Baca juga: Biar Tak Lagi Impor, Pemerintah Mau Beli Kedelai Lokal Rp 10.000/Kg

 


Lewat beleid itu, Bulog dimungkinkan untuk mendapat penugasan memenuhi cadangan pangan, sekaligus sebagai off taker dari produksi kedelai dalam negeri maupun impor. Saat ini Perpres tersebut hanya tinggal menunggu persetujuan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Astawa pun berharap ke depannya Bulog bisa kembali melakukan impor, khususnya pada kedelai guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pasalnya, Bulog memang memiliki kewenangan untuk melakukan impor sejumlah komoditas.

"(Harga kedelai) ini harus kita jaga dan tidak boleh dibiarkan. Oleh karena itu, ke depan kita berharap juga Bulog bisa menata kembali, mengembalikan kembali, dan mengimpor kembali," ungkapnya.

Kendati demikian, ia menekankan, peningkatan produksi kedelai dalam negeri juga perlu menjadi perhatian. Maka dalam hal ini, pemerintah perlu mendorong para pelaku di sektor pertanian untuk mau meningkatkan produksi dan memperkuat pasokan kedelai dalam negeri.

"Karena bagaimana pun kita tidak bisa juga bergantung dengan produksi luar negeri. Oleh karena itu dorongan-dorongan untuk produksi dalam negeri perlu kita kuatkan buat pengadaannya," jelas Astawa.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com