Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNI Ungkap Dampak Kenaikan BI Rate terhadap Bunga Deposito dan Kredit

Kompas.com - 25/10/2022, 12:05 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengungkap dampak dari kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) selama tiga bulan berturut-turut kepada kinerja perseroan.

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, kenaikan suku bunga acuan BI tersebut akan berdampak ke kenaikan biaya dana (cost of fund) perseroan, terutama deposito.

Pasalnya, ke depannya kondisi likuiditas akan semakin mengetat. Untuk itu, BNI sejak September lalu sudah menaikkan bunga deposit valuta asing (valas) di kisaran 5-30 basis poin (bps).

"Memang kami memproyeksikan cost of fund akan mulai meningkat secara bertahap mulai dari Kuartal IV tahun ini," ujarnya saat konferensi pers paparan kinerja BNI Kuartal III 2022, Senin (25/10/2022).

Baca juga: Bunga KPR Bank Mandiri Naik 25-50 Bps, Cek Suku Bunga Fixed Berjenjang 10 Tahun

Selain bunga deposito, BNI juga telah menyesuaikan bunga kredit valas sebesar di kisaran 1-2 persen yang efektif berlaku 1 Oktober lalu.

Sementara untuk bunga deposito dan kredit rupiah di Kuartal III 2022 ini masih belum terpengaruh pada kenaikan suku bunga BI.

Namun, bank pelat merah ini akan terus meninjau penyesuaian bunga deposito dan kredit rupiah dengan perkembangan yang ada di Kuartal IV 2022.

"Penyesuaian di suku bunga khususnya di suku bunga deposito valas ini memang diperlukan untuk memenuhi tingginya permintaan kredit valas," ucapnya.

Strategi BNI

Novita mengatakan, BNI telah menyiapkan strategi konservatif untuk menyikapi kenaikan suku bunga acuan BI yang sejak Agustus lalu mulai mengetat.

Strategi konservatif ini lakukan BNI untuk mendukung perkembangan debitur yang baru pulih dari dampak pandemi Covid-19 dan untuk menjaga kualitas portofolio pinjaman.

"Kami memang terus menyeimbangkan antara margin perusahaan dengan kondisi nasabah," kata Novita.

Dia mengungkapkan, saat ini 85 persen portofolio kredit BNI terdiri dari kredit dengan suku bunga mengambang (floating) sehingga perseroan memiliki fleksibilitas untuk mengelola margin seiring dengan tren kenaikan suku bunga acuan.

Kendati demikian, BNI akan tetap memprioritaskan kualitas aset perseroan sehingga BNI meninjau penyesuaian bunga kredit secara selektif dengan memperhatikan kondisi masing-masing nasabah.

"Kondisinya adalah bagaimana loyalitas nasabah tersebut terhadap BNI di mana ini tercermin dari volume transaksi di BNI," jelasnya.

Baca juga: 5 Dampak Kenaikan Suku Bunga Acuan BI terhadap Masyarakat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com