Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejar Target Produksi 2 Juta Ton Udang hingga 2024, Luhut: Bukan Hal yang Mudah

Kompas.com - 26/10/2022, 15:10 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) mengatakan, perlunya memperkuat kedua aspek penting industrialisasi udang, yaitu hulunisasi dengan pengembangan kapasitas, kualitas dan produktivitas usaha hatchery dan tambak.

Kemudian, hilirisasi dengan pengembangan produk olahan bernilai tambah, diversifikasi produk perikanan untuk bisa masuk ke pasar-pasar regional dan global secara kompetitif, penetrasi ke pasar-pasar baru yang potensial, mengingat kebutuhan pangan berbasis laut saat ini semakin meningkat.

"Ini kita kadang gampang menyampaikannya, tapi kadang-kadang banyak ini menjadi hambatan. Oleh karena itu, saya imbau, ayo kita semua perbaiki ini," katanya yang hadir secara virtual dalam agenda National Shrimp Action Forum, di Jakarta, Rabu (26/10/2022).

Baca juga: Target Produksi Udang 2 Juta Ton, KKP Distribusikan Excavator ke Tulang Bawang

Selain itu, dibutuhkan perbaikan sistem produksi di hulu, kemudahan perizinan, dukungan infrastruktur produksi, irigasi dan sistem logistik perikanan yang efisien, skema perkreditan yang mudah dan murah. Lalu, tata kelola (good governance) yang transparan dan akuntabel serta inovasi teknologi dan manajemen, didukung afirmasi kebijakan dan regulasi.

"Kalau kita sama-sama mengerjakan melakukan perbaikan, insya Allah ini akan bisa kita selesaikan. Jadi saya minta kita melakukan tindakan-tindakan yang konkrit di lapangan," sambung Luhut.

Lebih lanjut Luhut bilang, komoditas udang menjadi bagian terbesar dari komposisi ekspor perikanan nasional dengan nilai 2,2 miliar dollar AS pada 2021. Udang merupakan komoditas strategis perikanan yang perlu didukung bersama pengembangannya, dunia usahanya dan investasinya.

Baca juga: Manfaat Budidaya Udang dengan Konsep Hulu ke Hilir

Pemerintah secara konsisten mendorong akselerasi produksi udang untuk mencapai target 2 juta ton pada akhir tahun 2024 dengan peningkatan nilai ekspor sampai 250 persen. Dengan peningkatan tersebut, Indonesia diharapkan dapat masuk ke dalam 5 terbaik eksportir perikanan dunia.

"Upaya ini sudah barang tentu bukan hal mudah tapi tidak berarti tidak mungkin," ucap mantan Menko Polhukam ini.

Luhut kembali berujar bahwa pasar udang dunia saat ini mencapai sekitar 25 miliar dollar AS. Sayangnya, Indonesia baru bisa mencapai market share 10 persen saja.

"Tantangan persaingan dengan berbagai negara produsen udang di dunia, seperti Ekuador, Thailand, Vietnam, India mengharuskan kita berpikir lebih kreatif-inovatif dan bertindak lebih cepat, antisipasi lebih sigap dengan mengembangkan integrasi hulu hilir industri udang yang lebih efisien dan berdaya saing," ucap Luhut.

Baca juga: Gandeng Petambak Lokal, PT Perikanan Indonesia Panen 20,6 Ton Udang Vaname di Pekalongan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com