Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Tantang PLN Masuk Daftar Perusahaan Energi Terbaik Dunia

Kompas.com - 27/10/2022, 07:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dirinya berharap PT PLN (Persero) menjadi perusahaan energi yang diakui dan dikagumi di tingkat dunia. Ia pun menantang PLN untuk bisa masuk dalam jajaran perusahaan energi terbaik di dunia.

Hal itu diungkapkannya dalam acara PLN: Leaders Talk Series #2 2022 Indonesia Energy Investment Landscape yang dihadiri jajaran PLN dan ditayangkan secara virtual, Rabu (26/10/2022).

"Saya sangat mengharapkan PLN ini akan menjadi institusi perusahaan yang sangat dihormati dan dikagumi dunia. Kalau bicara Indonesia, energi, identik dengan PLN yang the most efficient, the most professional, the cleanest, the most integrity, reliable. Waduh, itu cita-cita saya banget," ujar Sri Mulyani.

Baca juga: PLN Gandeng BRI Bangun SPKLU Kendaraan Listrik

Pernyataan Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, sekaligus merespons sambutan awal yang diberikan Direktur Utama Darmawan Prasodjo, yang menyebut Sri Mulyani sebagai menteri keuangan terbaik di dunia dan wanita berpengaruh di dunia.

Menurut dia, jika mendapat gelar seperti maka semuanya tak lepas dari upaya mengerjakan tanggung jawab dirinya sebagai pengelola keuangan negara. Sebab meski dihantam berbagai tantangan ekonomi global, APBN harus tetap dikelola dengan baik agar terjaga kesehatannya.

Sri Mulyani bilang, APBN perlu dikelola dengan baik karena keuangan negara itu memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap seluruh kinerja perekonomian nasional. Oleh sebab itu, tak bisa berpuas diri, sebab dalam pengelolaan APBN selalu ada tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan, yang juga diharapkan prinsip ini bisa dilakukan oleh PLN.

"Jadi kalau tadi dikatakan Pak Dirut, mestinya di Indonesia enggak cuma 'oh Menteri Keuangan Sri Mulyani terbaik', tapi mestinya nanti ada PLN sebagai perusahaan energi terbaik di dunia, PLN masuk di dalam jajaran top nya. Pusahaan energi yang bisa dijadikan role model dunia untuk perubahan iklim," ungkapnya.

"Saya bayangkan PLN harusnya menjadi salah satu yang ada di sana. Bisa enggak? Harusnya bisa. Anda semuanya adalah orang-orang profesional dan direkrut untuk mengurus energi Indonesia. Kalau dari CEO sampai pada seluruh pelaksana punya komitmen dan bersama-sama mewujudkan, saya yakin bisa," tantang Sri Mulyani.

Oleh sebab itu, ia berharap PLN bisa menjadi perusahaan energi yang mampu mengatasi permasalahan perubahan iklim, mengingat sektor energi sangat erat kaitannya dengan keberlanjutan lingkungan.

Tantangan yang harus dihadapi PLN yakni mampu mengkonversi energi berbasis fosil ke energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. Namun, dibarengi dengan tetap menjaga kinerja keuangan perusahaan, menjaga beban keuangan negara, dan menjaga daya beli masyarakat dengan penyediaan energi yang kompetitif.

"Itu tantangan dan tugas yang harus ditunaikan, dan itu membutuhkan pemikiran-pemikiran serta komitmen juga kemampuan untuk menjaga kepentingan nasional, menjaga kepentingan PLN, menjaga perekonomian nasional pada saat berinteraksi dengan dunia internasional," pungkasnya.

Baca juga: Kata Sri Mulyani Ada 4 Negara Jauh dari Ancaman Resesi, Apakah Indonesia Termasuk?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com