Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

G20 Kumpulkan Dana Cadangan untuk Pandemi Sebesar 1,4 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 30/10/2022, 20:31 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presidensi G20 bidang Kesehatan telah menghimpun Dana Dana Perantara Keuangan untuk Pandemi atau Financial Intermediary Fund (FIF) for Pandemic Prevention Preparedness and Response, sebesar 1,4 miliar dollar AS dari 20 donor dan 3 filantropi.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan, FIF lahir dari kesepakatan bersama untuk pendanaan yang lebih sustainable bagi setiap negara yang membutuhkan untuk merespons pandemi yang akan datang.

"Untuk merespons pandemi, disepakati perlunya pendanaan bersama," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (30/10/2022).

Baca juga: KTT G20 di Bali Dorong Kenaikan Tingkat Hunian hingga 45,96 Persen

Juru Bicara G20 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menambahkan, FIF merupakan model pembiayaan baru yang lebih efisien dan inklusif untuk menghilangkan kesenjangan dalam pembiayaan pencegahan, kesiapsiagaan dan respons pandemi yang dapat diakses seluruh negara yang membutuhkan.

"FIF akan terus berupaya menutupi kebutuhan kesenjangan dalam kesiapsiagaan pandemi sebesar 10,5 miliar dollar AS," kata Nadia.

Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan RI telah menyelenggarakan First G20 Joint Finance and Health Ministers' Meeting (JFHMM) di bawah Kepresidenan G20 Indonesia pada 21 Juni 2022 yang membahas perkembangan dari pembentukan Dana Perantara Keuangan.

Baca juga: Temui Sekjen PBB, Menko Airlangga Bahas Krisis Global hingga Kesiapan KTT G20


Pertemuan tersebut menghimpun komitmen Dana Perantara Keuangan sebesar 1,2 juta miliar dollar AS yang akan digunakan untuk penanganan pandemi selanjutnya. Termasuk 50 juta dollar AS dari Indonesia.

Selain Indonesia, beberapa negara yang telah menyatakan komitmennya untuk ikut berkontribusi dalam pendanaan FIF di antaranya AS sebesar 450 juta dollar AS, Uni Eropa 450 juta dollar AS, Jerman 50 juta Euro, Singapura 10 juta dollar AS, dan Wellcome Trust 10 juta Poundsterling.

FIF memiliki tujuan khusus untuk menutup kesenjangan pembiayaan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi. Setelah dana ini terkumpul, maka langkah penting berikutnya adalah menentukan prioritas penggunaan dana FIF.

Baca juga: Luhut: Persiapan KTT G20 Sudah 95 Persen

Dalam menentukan prioritas penggunaan dana, besarnya jumlah komitmen setiap negara, serta proses distribusi yang cepat dan merata pada pandemi selanjutnya harus diperhatikan. Pembahasan teknis ini diharapkan selesai dalam waktu yang singkat, untuk selanjutnya bisa dibawa pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.

Nadia menjelaskan, mengenai mekanisme pembiayaan baru FIF, para Menteri keuangan dan Menteri kesehatan G20 menyepakati perlunya mekanisme pembiayaan multilateral baru yang didedikasikan untuk mengatasi kesenjangan pembiayaan Pencegahan dan Respon Pandemi ke depan.

Para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan G20 menyambut baik perkembangan yang telah dicapai dalam membentuk Dana Perantara Keuangan (FIF) yang ditempatkan di Bank Dunia.

Baca juga: Antisipasi Serangan Siber Saat KTT G20, Ini yang Dilakukan BSSN

Bank Dunia selaku wali amanat akan terus membahas tata kelola dan pengaturan operasional FIF menjelang rencana pengumuman formal pembentukannya pada KTT para Pemimpin G20 pada November 2022.

"Kami berharap Tata Kelola FIF merupakan keterwakilan dari berbagai negara G20 dan negara non G20 serta juga keterwakilan dari negara-negara maju, menengah dan rendah," ungkap Nadia.

Presidensi G20 Indonesia berkomitmen untuk memberikan hasil nyata, tidak sekadar mendukung, tetapi juga berkontribusi pada proposal pendirian FIF. Selanjutnya, pasca perteman kedua Menteri Kesehatan (HMM) negara G20, direncanakan First Call for Proposal (FCP) FIF PPR pada November 2022.

Baca juga: ID Food Dorong Negara G20 untuk Antisipasi Krisis Pangan

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com