Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analis: Rencana Akuisi PLTU Pelabuhan Ratu Bisa Berdampak ke Keuangan PTBA

Kompas.com - 31/10/2022, 20:30 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan mengungkapkan, rencana akuisisi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Pelabuhan Ratu milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) oleh PT Bukit Asam (PTBA) dinilai bisa berdampak pada perusahaan batu bara tersebut.

Mamit mengatakan, dengan besaran nilai akuisi yang mencapai 800 juta dollar AS, maka dengan asumsi menggunakan kurs dollar Rp 15.500 per dollar AS, nilai transaksi setara dengan Rp 12,4 triliun.

"Jumlah tersebut setara dengan 55 persen modal PTBA yaitu Rp 22,7 triliun. Jika mengacu kepada laporan keuangan semester I tahun 2022, ini akan berdampak terhadap penurunan pembagian dividen PT BA kepada investor sehingga berdampak negatif terhadap harga saham PTBA di bursa," kata Mamit dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (31/10/2022).

Baca juga: PTBA Pastikan Akuisisi PLTU Pelabuhan Ratu Tak Bebani Keuangannya

Mamit mengungkapkan, akuisisi ini berpotensi didanai oleh kas PTBA, dengan nilai yang sangat besar sekali. Di sisi lain, saat ini lembaga pembiayaan lebih tertarik untuk memberikan pinjaman kepada pekerjaan yang mengarah ke green energy dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca.

"Meskipun akuisisi ini dalam rangka mempercepat pensiun dini PLTU Pelabuhan Ratu, tapi tetap pada prinsipnya akusisi ini adalah ke arah energi fosil dalam hal ini batu bara. Akan sulit untuk mendapatkan pinjaman bagi PTBA terkait dengan rencana ini," jelas dia.

Baca juga: Melonjak 110 Persen, Laba Bersih PTBA Capai Rp 10 Triliun di Kuartal III Tahun 2022

Mamit berharap, di tengah kinerja keuangan PTBA yang bertumbuh saat ini, akuisisi PLTU seharusnya tidak mengganggu kinerja selanjutnya, akibat akuisisi PLTU Pelabuhan Ratu yang tidak sesuai dengan core bisnis PTBA.

“Naiknya harga komoditas batu bara, akan langsung anjlok karena ambisi yang tidak sesuai dengan core bisnis dari PTBA sebagai produsen batu bara, bukan pemain di pembangkit listrik. Karena sesuatu yang bukan bidangnya kemudian dipaksa dilakukan, maka pasar menilai negatif dan investor akan lari sehingga keuangan PT BA akan terganggu,” ujar Mamit.

Baca juga: PTBA Sumbang Rp 9 Triliun untuk Penerimaan Negara pada Semester I Tahun 2022

Rencana akuisisi itu juga dikhawatirkan akan menghalangi keandalan PTBA dalam menyalurkan listrik ke masyarakat karena mereka tidak pernah mengoperasikan pembangkit secara langsung. Dia juga menilai, hal ini bisa mengganggu kinerja operasional PTBA dalam meningkatkan produksi batu bara ditengah tingginya harga batu bara saat ini.

"Jangan sampai nanti masyarakat yang dikorbankan dengan kurangnya pengalaman PTBA di pembangkitan. Padahal kita tahu bahwa listrik saat ini merupakan komponen utama dalam meningkatkan perekonomian masyarakat," tegas Mamit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com