KOMPAS.com - Rencana proyek LRT Bali terus bergulir. Belum jelas apakah proyek ini akan didanai APBN maupun pinjaman atau dikerjasamakan dengan swasta dan BUMN.
Proyek transportasi massal di Pulau Dewata ini masih dalam pra kajian kelayakan (pre feasibility study). Kajian ini berisikan rencana pembangunan LRT dengan rute Bandara Ngurah Rai-Seminyak sepanjang 9,46 km.
Haslinya, proyek LRT Bali, berdasarkan hasil kajian tersebut dibagi menjadi dua fase yaitu, Fase 1-A rute Bandara - Stasiun Central Park sepanjang 5,3 KM dan Fase 1-B rute Stasiun Central Park-Seminyak sepanjang 4,16 km.
Selain itu, proyek LRT Bali fase kedua juga ikut dikaji, yaitu untuk rute Seminyak-Mengwitani. Tanpa kehadiran transportasi massal, Pulau Bali khususnya kawasan Denpasar, kemacetannya diperkirakan akan semakin parah dari tahun ke tahun.
Baca juga: Kereta Cepat Diperpanjang ke Surabaya, Duitnya dari Mana?
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyatakan untuk model kerja sama akan segera dikaji skema yang bisa cepat diimplementasikan dan tetap mengacu pada ketentuan yang ada.
"Kita sepakat dengan model LRT ini dengan jalur bawah tanah atau tunnel untuk rute yang memang tidak ada pilihan lagi seperti BRT maupun trem," kata Suharso dikutip dari Antara, Selasa (1/11/2022).
"Hanya untuk kajian biaya dan model apakah KPBU atau mix dengan loan harus dibahas detail," kata Suharso lagi.
Suharso juga memaparkan tahapan yang akan dijalankan, seperti usulan untuk masuk dalam blue book Bappenas. Kemudian, nantinya dilanjutkan dengan proses feasibility study atau studi kelayakan oleh pihak KNR (Korea National Railway) bersama Pemerintah Provinsi Bali.
Baca juga: Sudah Molor 4 Tahun, Luhut Kali Ini Yakin Kereta Cepat Selesai di 2023
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan sistem transportasi di Bali sangat memerlukan sentuhan desain kebijakan yang komprehensif.
Sistem tersebut juga perlu segera ada perubahan signifikan. Hal ini mengingat pertumbuhan dan jumlah kunjungan wisatawan makin tinggi, sedangkan sarana transportasi massal terbatas.
"Kami membutuhkan dukungan penuh pemerintah pusat agar wajah transportasi Bali bisa lebih baik dan nyaman. Salah satunya kami mendorong kereta api jenis LRT. Kami berterima kasih sambutan positif dari Menteri Bapenas Pak Suharso," ujar dia.
Koster meminta Bappenas menjadi lokomotif dalam mendukung percepatan pembangunan LRT Bali ini.
Baca juga: Kereta Cepat Mau Dilanjut sampai Surabaya, Ini Rutenya
"Kami titip ke Pak Menteri agar rencana ini sampai jadi, bukan untuk semata-mata bagi Bali, tetapi untuk Indonesia," katanya menegaskan.
Perwakilan Korea National Railway (KNR) Sunghee Choo mengatakan pihaknya sudah sejak tahun 2020 berusaha meyakinkan pemerintah Indonesia agar investasi pembangunan LRT Bali dapat disetujui dan dijalankan.
"Kami sangat serius untuk membangun sistem transportasi LRT di Bali. Kami berharap segera diberi kesempatan untuk memulai feasibility study," katanya.
Baca juga: Jonan Dulu Bilang, Jakarta-Bandung Terlalu Pendek untuk Kereta Cepat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.