Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Importir Daging Australia Perluas Pasar di Indonesia

Kompas.com - 05/11/2022, 19:50 WIB
Reni Susanti,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com - Angka impor daging sapi di Indonesia meningkat tajam pada 2021. Hal itu seiring dengan penurunan angka Covid-19.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor daging sapi mencapai 273,53 ribu ton pada 2021 atau tumbuh 22,43 persen dari tahun sebelumnya.

Negara penyumbang terbesar adalah Australia sebesar 44,92 persen. Diikuti India, Amerika Serikat, Selandia Baru dan Spanyol.

Baca juga: Jeritan Pedagang Daging Sapi: 5 Bulan Jualan Sepi...

Salah satu perusahaan importir yang tertarik dengan pasar Indonesia adalah PT Global Pratama Wijaya. Mereka resmi merilis daging sapi Bass Strait, sebagai tanda perusahaannya siap meramaikan pasar daging impor di Indonesia.

Queenie Wang, Export Sales Manager for SEA Asia at Greenham–sebagai produsen daging grassfed Bass Strait di Australia mengatakan, meski perekonomian pasca pandemi sudah mulai menggeliat, pihaknya masih memulai proses perkenalan kepada pasar Indonesia tentang kelebihan dan kualitas daging sapi Bass Strait.

"Bass Strait merupakan sebuah selat di Australia dengan curah hujan yang cukup tinggi dan sinar matahari yang hangat, meciptakan kesempurnaan iklim untuk menumbuhkan daging sapi yang diberi makan rumput," ujar Queenie dalam rilisnya, Minggu (5/11/2022).

Sepanjang hidupnya, sapi asal Bass Strait juga disebut hidup bebas di padang rumput guna menghasilkan dan mengembangkan rasa daging yang kompleks.

Bahkan dalam proses pertumbuhannya, sapi diklaim tidak menggunakan antibiotik dan penambah hormon.

Baca juga: Marak Kasus Gagal Ginjal Akut, Kemendag Bahas Aturan Larangan Impor Obat Berbahaya

“Grass-fed beef Bass Strait ini terbilang cukup langka di Indonesia, Daging ini menciptakan cita rasa unik yang lebih fresh dan berbeda dari yang ada di pasaran,” tutur dia.

Daging sapi Bass Strait juga disebut memiliki kandungan omega 3 dan vitamin E yang kadarnya jauh lebih tinggi ketimbang daging sapi yang diberi pakan biji-bijian (grain-fed).

“Ini bisa menjadi opsi yang lebih sehat dibanding konsumsi daging lain. Kaya akan Omega 3 dan Vitamin E," tutur dia.

Sementara itu, Managing Director PT Global Pratama Wijaya, Dian Paramita mengatakan, sapi ini diternak khusus pada lokasi 39 derajat Australia Selatan.

"Jadi itu koordinat terbaik untuk memelihara grass-fed beef. Pengembangbiakan sapi ini juga benar-benar mengandalkan alam yang ada, jadi lebih sehat,” ucap dia.

Dengan edukasi dan kelebihan dari daging sapi tersebut, pihaknya optimistis dengan pasar Indonesia.

Baca juga: Bantah BPOM, Kemendag Tegaskan Tak Terlibat Impor Kasus Obat Sirup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com