Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airlangga Sebut Ekonomi RI Tumbuh Impresif, Jauh dari Resesi

Kompas.com - 08/11/2022, 05:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, dengan kinerja perekonomian Indonesia yang terjaga positif hingga saat ini, dan diproyeksi tetap tumbuh positif di tahun depan, maka RI akan jauh dari ancaman resesi di tahun depan.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2022 sebesar 5,72 persen (year on year/yoy), lebih tinggi dari kuartal I-2022 yang sebesar 5,01 persen dan kuartal II-2022 yang mencapai 5,44 persen.

Dengan kinerja ekonomi yang terjaga di atas 5 persen, pemerintah pun memproyeksi pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun 2022 akan sebesar 5,2 persen. Sementara pada 2023 diproyek mampu tumbuh di atas 5,3 persen.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen, Indonesia Aman dari Resesi?

"Berbagai lembaga juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kisaran 4,7 persen-5,1 persen. Artinya tahun depan Indonesia juga diharapkan jauh dari resesi," ujar Airlangga Hartarto dalam konferensi pers, Senin (7/11/2022).

Menurut Airlangga, laju ekonomi Indonesia yang tumbuh 5,72 persen pada kuartal III-2022 merupakan kinerja yang impresif. Sebab, Indonesia tetap mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang positif di tengah pelemahan ekonomi global.

"Di tengah perekonomian dunia yang terkoreksi ke bawah, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatatkan kinerja yang impresif. Pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2022, mencatatkan pertumbuhan impresif yaitu 5,72 persen," ungkapnya.

Ia bilang, pertumbuhan positif itu di topang dari sisi pengeluaran, yakni konsumsi rumah tangga tumbuh solid sebesar 5,39 persen. Kemudian pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi tercatat tumbuh sebesar 4,96 persen.

Baca juga: Ekonomi RI Tumbuh 5,72 Persen Kuartal III-2022, Menko Airlangga: Akibat Penanganan Pandemi yang Baik

Sementara dari sisi sektoral, transportasi pergudangan dengan pertumbuhan mencapai 25,81 persen, serta akomodasi, makanan dan minuman yang tumbuh 17,83 persen. Pertumbuhan itu seiring dengan pulihnya mobilitas masyarakat pasca pandemi Covid-19.

Dia memastikan, pemerintah akan terus mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi tahun ini maupun di 2023 melalui berbagai kebijakan. Mulai dari pengendalian Covid-19 sehingga terjadi peningkatan mobilias, kebijakan fiskal sebagai shock absorber atau penahan guncangan global, hingga upaya stabilisasi harga pangan.

Di sisi lain, lanjutnya, pemerintah tetap akan mewaspadai kondisi global, terutama tren harga komoditas. Lantaran, harga komoditas global diproyeksi tidak akan setinggi di tahun ini, yang selama ini RI juga diuntungkan karena kenaikan harga itu.

Selain itu, pemerintah juga akan mewaspadai penurunan permintaan global, yang tentu kondisi tersebut akan sangat berdampak pada kinerja ekspor Indonesia.

"Tantangan ke depan yang perlu diwaspadai tentunya penurunan harga komoditas dan pelemahan permintaan global," kata Airlangga Hartarto.

Baca juga: Meski Masih Jawasentris, Tapi Pertumbuhan Ekonomi Terbesar dari Indonesia Bagian Timur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com