Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Banyak PHK di Perusahaan Fintech

Kompas.com - 08/11/2022, 15:40 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rentetan peristiwa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) banyak dilakukan perusahaan startup, termasuk fintech setahun belakangan.

Ketua Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) Adrian Gunadi mengatakan, langkah PHK yang dilakukan startup dilakukan lantaran biaya yang dikeluarkan lebih tinggi daripada pendapatan perusahaan.

"Tentunya kita sebagai pelaku bisnis harus melihat antara revenue dengan cost. Kalau memang kita merasa atau dirasa cost-nya terlalu tinggi dan revenue tidak menutupi, maka kita harus melakukan beberapa langkah,” kata dia usai konferensi pers 4th Indonesia Fintech Summit dan Bulan Fintech Nasional 2022, di Jakarta, Senin (7/11/2022).

Baca juga: Per September 2022, Jumlah Pekerja Kena PHK Mencapai 10.765 Orang

Ia menambahkan, keputusan melakukan PHK atau langkah-langkah efisiensi lainnya diharapkan telah melalui analisis yang mendalam dan menyeluruh.

Namun demikian, hal ini memang sulit dihindari sebagai pelaku bisnis yang ingin tetap mempertahankan bisnisnya.

“Tetapi kami melihatnya memang ujung-ujungnya sebagai pelaku bisnis, kita harus mengambil keputusan kalau ingin bisnisnya bisa sustain dan bisa terus sehat,” imbuh dia.

Tahun depan, Adrian menjelaskan, ancaman PHK mungkin saja masih dapat terjadi. Hal ini sangat tergantung dari fundamental bisnis startup fintech.

Baca juga: Airlangga Ungkap Penyebab Terjadinya PHK Massal Industri Tekstil

Ia berpesan, fintech lending perlu untuk cermat dalam memilih segmen pasarnya.

"Di 2023 saya rasa tergantung dari fundamental bisnisnya. Kalau kita bicara fintech lending, apakah bisnisnya memiliki segmen pasar yang jelas? Kedua, bagaimana dia bisa menurunkan biaya akuisisi. Makanya, harus kerja sama dengan ekosistem. Kalau tidak, pasti biaya akuisisinya mahal," urai dia.

Untuk dapat menekan beban operasional, Adrian bilang, fintech lending perlu untuk berkolaborasi dengan ekosistem, baik yang digital maupun sesama lembaga jasa keuangan.

"Dengan begitu, funding-nya tidak hanya bergantung dari ritel, tetapi juga institusi perbankan dan sebagainya," tandas dia.

Baca juga: Pendiri Twitter Buka Suara soal PHK Karyawan oleh Elon Musk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com