JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan manufaktur alat kesehatan, PT Jayamas Medica Industri Tbk atau OneMed memperoleh dana sebesar Rp 828 miliar dari aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Ini merupakan hasil dari penawaran lebih dari 4 miliar lembar saham baru dengan harga Rp 204 per saham.
Penjamin pelaksana emisi IPO OneMed menyatakan, penawaran umum perdana saham OneMed mendapat respons yang positif dari berbagai investor baik investor institusi domestik, investor institusi asing, dan investor ritel. OneMed mencatatkan oversubscribe sebanyak 11 kali dalam IPO.
"Valuasi saham OneMed cukup atraktif dibandingkan dengan emiten alat kesehatan sejenis di Bursa Efek Indonesia sehingga menarik minat investor. Bahkan Asian Development Bank (ADB) ikut menjadi investor," ujar penjamin pelaksana emisi, dikutip Rabu (9/11/2022).
Baca juga: Industri Peralatan Medis Masih Terfragmentasi, OneMed Jajaki Peluang Merger dan Akuisisi
Komisaris Utama OneMed Jemmy Hartanto menjelaskan, tujuan perusahaan untuk memajukan sektor kesehatan di Indonesia ternyata sejalan dan mendapat dukungan dari ADB. Perusahaan berkomitmen untuk mendukung program pemerintah Indonesia, yakni meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang optimal.
"Kami sangat mengapresiasi support dari ADB dan kami juga tidak sabar untuk bekerja sama lebih erat lagi dengan ADB sebagai salah satu investor OneMed," katanya.
Adapun dana IPO yang diterima akan digunakan OneMed dan perusahaan anaknya untuk belanja modal (capital expenditure/capex) dan modal kerja (working capital).
“Sebagai market leader dalam industri manufaktur alat kesehatan lokal, Perseroan berkomitmen untuk senantiasa membangun ketahanan kesehatan bangsa, sebagai salah satu misi Perseroan,” kata Jemmy.
Sementara itu, Direktur OneMed Leonard Hariadi Hartanto mengungkapkan, IPO ini adalah salah satu bagian dalam perjalanan dan rencana bisnis jangka panjang OneMed. Pelaksanaan IPO diharakan dapat membuat perusahaan lebih transparan dan bertanggung jawab kepada seluruh pemangku kepentingan.
“Serta mampu meningkatkan nilai perusahaan dengan tetap menjaga keseimbangan bisnis (sustainability) perusahaan baik dalam jangka pendek dalam jangka panjang,” ucap Leonard.
Baca juga: Hari Kedua Usai IPO, Saham Emiten Properti BSBK Kembali Sentuh ARA
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.