Menhub: 30 Unit Bus Listrik Merah Putih Siap Layani Delegasi dan Peserta KTT G20

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, sebanyak 30 unit bus listrik merah putih akan beroperasi sebagai angkutan pengumpan (shuttle) untuk melayani para delegasi dan peserta KTT G20 di Bali.

Budi memastikan operasional bus listrik buatan dalam negeri tersebut dapat berjalan dengan baik.

"Saya menjajal bus listrik karya anak bangsa, hasil kolaborasi antara Kemenhub, Kemenristek Dikti, INKA, dan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Tingkat komponen dalam negeri bus listrik ini sudah lebih dari 50 persen. Ini merupakan hasil perjuangan kita, dan menjadi kebanggaan kita di momen G20 ini," kata Budi dalam keterangannya, Kamis (10/11/2022).

Baca juga: Dukung KTT G20, DAMRI Operasikan 24 Bus Listrik di Bali

Menhub Budi mengatakan, 30 bus listrik merah putih tersebut akan beroperasi di kawasan Nusa Dua, Sawangan, Samabe, dan kawasan venue KTT G20.

Adapun jadwal operasional yang direncanakan untuk bus listrik ini adalah selama periode 11-17 November 2022, dengan jam operasional dari pukul 06.00 WITA hingga pukul 22.00 WITA.

Budi melanjutkan, bus listrik yang digunakan pada event G20 ini nantinya akan digunakan sebagai angkutan massal perkotaan di kota Bandung, Surabaya, dan juga Bali, melalui program buy the service (BTS) dari Kemenhub, yang nantinya akan dioperasikan oleh DAMRI.

Baca juga: Vladimir Putin Dipastikan Tak Hadiri KTT G20, Luhut: Kita Menghormati Itu

"Selain bus Merah Putih, bus listrik juga didatangkan dari berbagai pihak seperti Universitas Indonesia, dan sejumlah produsen otomotif dalam negeri. Total bus listrik yang beroperasi untuk melayani mobilitas KTT G20 sebanyak 41 unit, terdiri dari bus sedang dan besar," ujarnya.

Lebih lanjut, Budi mengapresiasi para pihak yang telah mewujudkan harapan untuk menjadikan bus listrik sebagai pendukung kelancaran mobilitas para delegasi dan peserta G20.

Ia mengatakan, penyediaan kendaraan listrik pada event KTT G20 ini sebagai bukti komitmen Indonesia untuk mewujudkan transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.

"Langkah ini juga sebagai upaya bersama negara-negara di dunia untuk mengatasi krisis energi dan menangani perubahan iklim," ucap dia.

Baca juga: Kereta Cepat Bakal Dipamerkan di G20 Showcase, KCIC: Semua Persiapan Berjalan Baik