Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Politik dan Kekhawatiran Pemerintah Antre Jadi Pasien IMF

Kompas.com - 10/11/2022, 16:10 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengungkapkan, pada tahun 2023, ekonomi akan mengalami perlambatan. Apalagi pada tahun depan, tahun politik akan dimulai.

Bahlil khawatir, apabila tahun politik tidak dijaga stabilitasnya maka Indonesia bisa saja menjadi negara yang ikut mengantre jadi pasien Dana Moneter Internasional (IMF).

"Jadi kesimpulan saya, 2023 akan terjadi perlambatan global karena memang akan memasuki pada sebagian negara-negara resesi. Kita tahu, hari ini ada 16 negara menjadi pasien IMF, kemudian ada 28 negara yang antre," kata Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers virtual, Kamis (10/11/2022).

Baca juga: 28 Negara Antre Jadi Pasien IMF, BI Ungkap Alasan Indonesia Tidak Ikutan

"Kita ke depan, akan masuk pada tahun politik. Kalau tidak mampu kita kelola dengan baik bukan berarti tidak mungkin kita menjadi salah satu bagian yang akan antre pada fase menjadi pasien IMF," sambung dia.

Maka dari itu, dia tidak ingin Indonesia kembali mengalami krisis yang serupa terjadi pada 1998 silam.

"Kalau dari pribadi saya, saya berpikir bahwa cukuplah pengalaman kelam kita di tahun 98 itu terjadi untuk ekonomi. Karena untuk bangkit lagi itu butuh waktu yang lama," ucap Bahlil.

Kendati dengan kondisi seperti yang ia sebutkan, namun mantan Ketua Umum Hipmi ini masih tetap optimis, ekonomi RI tetap tumbuh positif.

Baca juga: Agar Indonesia Tak Jadi Pasien IMF, Ini Saran Ekonom

"Saya sudah selalu berpikir ikhtiar. Saya salah satu mungkin dengan orang optimis, tapi optimis yang realistis. Jangan sampai kita apa ya terjebak dengan optimisme yang sesungguhnya kondisi ini tidak mampu kita wujudkan dengan baik," ujar Bahlil.

Pemberitaan sebelumnya, Bahlil mengatakan, meski ekonomi Indonesia terus tumbuh positif tetapi tetap jangan terbuai.

"Nah hati-hati, saya ada sedikit ini ya berbeda pendapat dengan sebagian orang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia akan baik-baik saja. Saya jujur saja, pertumbuhan ekonomi kita 5,72 persen jangan kita terbuai," katanya.

Alasan Bahlil, tekanan dari ekonomi global akan berdampak terhadap kondisi perekonomian seluruh negara termasuk Indonesia.

"Kenapa? baseline kita pada kuartal yang sama di 2021 itu tidak lebih 4 persen, 3,9 sekian enggak sampai 4 persen. Beda dengan baseline kita di kuartal kedua 2021. Di kuartal keempat, ini akan mulai pada sebuah tantangan baru kalau kondisi global tidak membaik," pungkasnya.

Baca juga: Bantu Negara Rentan, Dana Sukarela IMF Sudah Terkumpul 80,6 Miliar Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com