Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Pemerintah Atasi Ketimpangan dan Jadikan RI Negara Maju

Kompas.com - 11/11/2022, 19:10 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia masih berjuang dengan masalah ketimpangan dalam ekonomi. Sejak tahun 2000, ketimpangan pendapatan meningkat pesat, Indeks Gini meningkat dari 28,5 pada tahun 2000 menjadi 38,1 pada tahun 2022.

Hal itu ia sampaikan dalam acara Net Zero Summit and B20 Investment Forum Opening Ceremony yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Jumat (11/11/2022).

"Indonesia perlu melakukan transformasi ekonomi dengan mempromosikan pembangunan berkelanjutan. Urgensi pergeseran menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan telah digarisbawahi oleh masyarakat internasional selama beberapa tahun terakhir," katanya dikutip melalui siaran pers Kemenko Marves.

Baca juga: Luhut: Tidak Ada yang Bisa Mengontrol Indonesia!

"Saat ini yang didorong oleh implikasi perubahan iklim dan degradasi lingkungan terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial. Hal ini untuk mencapai visi Indonesia 2045 menjadi negara berpenghasilan tinggi," sambung Luhut.

Untuk mencapai target tersebut, Indonesia harus mampu membendung pandemi dan memulihkan perekonomian di tengah berbagai tantangan global. Kemudian, melakukan transformasi ekonomi dari berbasis komoditas menjadi berbasis industri.

Ditambah dengan meningkatkan efisiensi melalui digitalisasi, memperkuat ketahanan ekonomi melalui peningkatan dana desa, serta mengurangi dampak perubahan iklim melalui dekarbonisasi dan transisi energi.

Sebagai Presidensi G20, Indonesia akan berperan dalam pemulihan ekonomi dunia dan pembangunan berkelanjutan dengan tiga isu prioritas yakni memperkuat arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.

"Sebagai tuan rumah G20 tahun ini, Indonesia menyediakan platform bagi para pemimpin dunia untuk membahas bagaimana kita dapat mendorong tindakan kolektif dan berkomitmen untuk memastikan bahwa kita inklusif dalam pemulihan kita, dan tidak meninggalkan siapa pun," tutur Luhut.

Baca juga: Luncurkan Aplikasi Visa Elektronik, Luhut: Bukti Efisiensi Layanan Keimigrasian

Sementara itu, lanjut Luhut, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dan sebelumnya telah mengumumkan komitmennya untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060 atau lebih awal.

Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia saat ini menguraikan transisi Indonesia menuju masa depan rendah emisi dan tahan iklim. Namun, Indonesia akan menyeimbangkan target emisi dengan target pembangunan ekonomi.

Selain itu, saat ini Indonesia juga sedang berjuang dengan krisis lain seperti perubahan iklim yang berdampak parah pada lingkungan fisik, ekosistem, dan masyarakat.

Luhut menyampaikan sebagai negara kepulauan terbesar dengan dataran rendah dan pulau-pulau kecil yang luas, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim.

Baca juga: Vladimir Putin Dipastikan Tak Hadiri KTT G20, Luhut: Kita Menghormati Itu

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com