Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Cepat Baru Balik Modal 38 Tahun, Versi Faisal Basri 138 Tahun

Kompas.com - 12/11/2022, 13:33 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Baik PT kereta Api Indonesia (Persero) maupun PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) kompak menyebut, Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung baru akan balik modal dalam kurun waktu 38 tahun.

Hitungan itu muncul apabila Kereta Cepat Jakarta Bandung sudah commercial operation date (COD) atau mulai beroperasi komersial pada Juni 2023.

Prediksi balik modal dalam kurun waktu hampir empat dekade itu juga dihitung dari asumsi dengan penetapan tarif Rp 350.000 untuk jarak paling jauh.

"Sesuai perhitungan feasibility study itu (balik modal) 38 tahun," kata Didiek dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Jakarta, seperti dikutip pada Sabtu (12/11/2022).

Baca juga: Jonan Dulu Bilang, Jakarta-Bandung Terlalu Pendek untuk Kereta Cepat

Sementara itu, Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi menyampaikan hal serupa. Ia mengatakan, berdasarkan perhitungan konsultan KCIC proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung ini baru balik modal setelah 38 tahun.

"Jadi tentunya konsultan yang kami tunjuk, itu berdasarkan feasibility study itu (balik modal) setelah 38 tahun," kata Dwiyana.

Meski demikian, ia mengatakan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta agar tarif yang dikenakan sebesar Rp 250.000 untuk tiga tahun pertama.

Namun begitu, baik KAI maupun KCIC tidak menjelaskan secara terperinci hitungan balik modal 38 tahun tersebut, seperti hitungan total investasi yang sudah dikeluarkan, potensi penumpang, biaya perawatan, hingga beban bunga utang yang harus dibayar ke China.

Baca juga: Keruwetan Kereta Cepat dan Sikap Keberatan Jonan saat Jadi Menhub

Balik modal versi Faisal Basri

Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri, mengatakan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung baru bisa balik modal setidaknya dalam 139 tahun.

Lanjut dia, asumsi perhitungan itu pun belum memperhitungkan biaya operasional. Sehingga bila ditotal, balik modal proyek yang didanai utang dari China tersebut bisa saja lebih lama lagi.

Seperti diketahui, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung mengalami pembengkakan biaya dan gagal memenuhi target awal penyelesaiannya. Pada awalnya, proyek ini diperhitungkan membutuhkan biaya Rp 86,5 triliun.

Kini biaya proyek menjadi Rp 114,24 triliun alias membengkak Rp 27,09 triliun, dana sebesar itu tentu tak sedikit. Target penyelesaian pun molor dari tahun 2019 mundur ke tahun 2022.

Baca juga: Kilas Balik Kereta Cepat, Bolak-balik Ditolak Jonan saat Jadi Menhub

Melonjaknya biaya investasi kereta cepat kerja sama Indonesia-China bahkan juga sudah jauh malampaui dana pembangunan untuk proyek yang sama yang ditawarkan Jepang melalui JICA, meski pihak Tokyo menawarkan bunga utang lebih rendah.

Agar proyek tidak sampai mangkrak, pemerintah Indonesia harus menambal kekurangan dana dengan duit APBN melalui skema penyertaan modal negara (PMN) pada BUMN yang terlibat di proyek tersebut.

Kalangan yang kontra terhadap proyek tersebut menyebut bahwa perkembangan realisasi proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung tak sesuai dengan janji pemerintah dulu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com