Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lobi-lobi Sri Mulyani Lewat 100 Pertemuan buat Pertahankan Keutuhan G20

Kompas.com - 14/11/2022, 05:47 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NUSA DUA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mesti melakukan lebih dari 100 pertemuan bilateral untuk bisa mempertahankan keutuhan G20. Sebab, memanasnya geopolitik Rusia dan Ukraina turut mempengaruhi hubungan negara G20.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Bank Dunia untuk ASEAN Wempi Saputra, yang juga merupakan Mantan Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional saat ditemui di Hotel Mulia, Nusa Dua, Minggu (13/11/2022).

Ia menjelaskan, invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina telah membuat sebagian negara mendorong Indonesia sebagai Presidensi G20 tahun ini untuk tidak mengundang Rusia dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.

Baca juga: Sri Mulyani: G20 Sudah Kumpulkan Dana Pandemi 1,4 Miliar Dollar AS

"Beberapa negara menginginkan Indonesia sebagai Presidensi tidak mengundang Rusia. Kalau sekali enggak ngundang, jadi G19, bisa jadi setelah itu berkurang lagi, pecah," ujar Wempi.

Oleh sebab itu, Sri Mulyani berusaha untuk mempertahankan keutuhan keanggotaan kelompok negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini.

Upaya itu dilakukan dengan mengadakan pertemuan bilateral, baik secara fisik maupun virtual di tingkat menteri keuangan (menkeu) maupun di tingkat deputi bank sentral, yang turut dibantu oleh Wempi. Pertemuan-pertemuan itu dilakukan sepanjang Februari-Oktober 2022.

"Saya bantu, kami bilateral lebih dari 100 kali dengan menkeu dan deputi. Beliau dengan menkeu, saya dengan deputi. Hanya untuk mendengar aspirasi-aspirasi, ini maunya bagaimana baiknya," ungkap dia.

Topik yang diangkat dalam pertemuan bilateral itu yakni menjaga keutuhan forum, penyelesaian permasalahan krisis global bersama-sama, dan mendorong kontribusi G20 di bidang kesehatan, energi, dan digital.

Hasilnya pun direfleksikan dalam outcome document yang mencakup bahwa tidak akan konsesus soal perang karena setiap negara memiliki perbedaan pandangan, namun sepakat untuk menyelesaikan permasalahan global. Sebab, masih terjadinya perang atau tidak, persoalan krisis pangan hingga perubahan iklim perlu diselesaikan.

Menurut Wempi, salah satu keberhasilan menjadi Presidensi G20 adalah bagaimana mampu mempertahankan forum G20 itu sendiri. Hal inilah yang mampu dilakukan Indonesia sebagai Presidensi G20 di tahun ini.

Ia menyebut, negara-negara G20 mulanya pesimis forum ini bisa dipertahankan, mengingat dalam beberapa kesempatan pertemuan banyak penolakan terhadap rusia yang ditunjukkan dengan mematikan kamera hingga walkout dari ruangan.

Namun, lewat upaya pertemuan bilateral dengan menkeu dan deputi bank sentral negara-negara G20 tersebu, Indonesia mampu mempertahankan forum G20.

"Mempertahankan forum itu sebagai salah satu keberhasilan presidensi, yang diakui semua negara G20. Mereka awalnya pesimis. Oleh Indonesia tidak hanya (dipertahankan) sebagai g20, dialognya juga disediakan," tutup Wempi.

Baca juga: Pemerintah Ingin Usung Konsep Bali Kompendium Saat KTT G20, Apa Itu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com