Oleh: Nika Halida Hashina dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Pemahaman masyarakat terkait investasi sejak pandemi telah meningkat. Hal ini didukung oleh perkembangan teknologi dan digitalisasi dalam berbagai aspek yang membuat pengetahuan bidang finansial turut meningkat.
Digitalisasi juga membuat beberapa cara berinvestasi menjadi lebih mudah terutama karena banyaknya bentuk investasi modal kecil yang bisa dimulai lewat berbagai aplikasi. Oleh karena itu, sebagai pemula, kita tidak perlu khawatir untuk memulai investasi.
Tahap memulai bisa dikatakan sebagai penentu pembelajaran kita dalam berinvestasi. Hal ini juga diungkapkan Djumiyati dan Joice Tauris Shanti dalam siniar Cuan episode “Ngerumpi CUAN: Perjalanan Awal Mula Berinvestasi ala CFP” atau melalui tautan https://dik.si/CUANInvestasiCFP.
Sebelum investasi menjadi mudah seperti saat ini, Joice dan Djum telah melakukan investasi dengan mendatangi bank dan membeli produk investasi secara manual. Mereka bercerita bahwa prosesnya cukup memakan waktu.
Baca juga: Kisah Korupsi dalam Secangkir Kopi Multatuli
Lantas, apalagi yang ditunggu? Dengan kemudahan sekarang, yuk segera berinvestasi! Berikut ini adalah langkah memilih produk investasi yang dapat dilakukan menurut OJK.
Sebelum memulai berinvestasi, kita perlu menentukan untuk apa kita berinvestasi. Dari hal ini, kita dapat menentukan jangka waktu berinvestasi yang dibutuhkan. Berbeda dengan tabungan
Dengan tujuan yang tepat ini, kita juga dapat mengenali profil risiko yang bisa diambil. Hal ini untuk menghindari kerugian di kemudian hari. Misalnya kita ingin menabung sekaligus berinvestasi jangka panjang, maka pilihan yang tepat yang dapat diambil adalah reksa dana pasar uang.
Investasi reksadana merupakan salah satu jenis investasi yang sedang ramai dilirik oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut dikarenakan kesempatan yang disediakan oleh reksadana sangat terbuka lebar.
Reksa dana pasar uang memang tidak menawarkan lebih banyak keuntungan, namun produk ini juga minin risiko. Oleh karenanya, produk harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kepribadian kita.
Risk appetite atau selera risiko merupakan kecenderungan yang ditentukan oleh kepribadian atau profil risiko seperti lebih bisa menangani atau menyukai produk dengan risiko tinggi, risiko yang sedang-sedang saja, atau yang relatif aman.
Jika memulai, kita cenderung ingin mencobanya terlebih dahulu bukan? Oleh karenanya, kita dapat menyiapkan modal kecil saja. Beberapa yang bisa dijangkau pemula adalah reksa dana dan deposito berjangka.
Investasi reksadana adalah sebuah investasi berupa wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar modal dengan cara membeli unit penyertaan reksa dana yang dikelola oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi (MI).
Sedangkan, deposito bank atau deposito berjangka memiliki risiko yang cenderung kecil karena deposito merupakan jenis simpanan di bank yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS.
Baca juga: Peluang dari Bisnis Keripik
Untuk reksa dana, bahkan hanya dengan Rp100.000 saja, kita bisa memulai investasi. Bukan hanya itu, terdapat juga beberapa sekuritas yang menawarkan investasi reksadana hanya dengan modal investasi kecil Rp10.000 saja dengan profit harian.