Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Bakal Pensiunkan PLTU, Pertama di Cirebon

Kompas.com - 14/11/2022, 15:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Indonesia bakal mempensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 15 gigawatt (GW) hingga 2060 sebagai komitmen untuk mencapai energi bersih. Rencananya, PLTU Cirebon di Jawa Barat dengan kapasitas 660 megawatt (MW) menjadi pembangkit berbasis batu bara pertama yang akan dipensiunkan.

PLTU Cirebon akan dipensiunkan memakai skema Energy Transition Mechanism (ETM) yang diluncurkan pada Senin (14/11/2022). Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT PLN (Persero) dengan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 32 persen dengan upaya sendiri atau 43 persen dengan dukungan internasional pada 2030. Maka mempensiunkan PLTU menjadi salah satu proyek untuk target energi bersih.

Baca juga: Teknologi SCR Dinilai Mampu Kurangi Emisi PLTU

"Kami telah mengidentifikasi 15 GW PLTU untuk dipensiunkan lebih awal. Ini ukuran yang besar untuk menentukan aksi jangka pendek dan berarti untuk mempercepat transisi dari energi fosil ke energi bersih," ujarnya dalam dalam Grand Launching Indonesia's ETM di Hotel Movenpick, Jimbaran, Bali, Senin (14/11/2022).

"Sebagai pilot project, pemerintah Indonesia bersama Asian Development Bank (ADB) mempensiunkan PLTU Cirebon menggunakan skema ETM," Sambung dia.

Ia menjelaskan, pada tahap awal pemerintah Indonesia akan menggunakan skema ETM untuk mempensiunkan 2 GW PLTU. Indonesia pun telah mengantongi 500 juta dollar AS untuk komitmen pembiayaan melalui skema ETM tersebut.

Baca juga: Analis: Rencana Akuisi PLTU Pelabuhan Ratu Bisa Berdampak ke Keuangan PTBA


"Tentu saja ini perlu perencanaan yang lebih matang baik secara finansial maupun teknologi yang akan dilakukan oleh PLN," kata Sri Mulyani.

Sementara itu, ADB sebagai partner utama pemerintah Indonesia dalam membentuk skema ETM, sepakat dengan PLN dan pemerintah Indonesia untuk mempensiunkan PLTU Cirebon sebagai pilot project.

Presiden ADB Masatsugu Asakawa mengatakan, PLTU Cirebon dipilih karena memiliki kombinasi kepemilikan yang merepresentasikan pemerintah Indonesia, maupun swasta, dan internasional. Adapun PLTU Cirebon dikelola oleh PT Cirebon Electric Power.

Pertimbangan lainnya, karena mempunyai struktur finansial yang sehat sehingga mudah untuk dilakukan pembiayaan ulang atau re-financing.

Baca juga: Indonesia Bakal Pensiunkan PLTU dengan Kapasitas 9,1 GW Pada 2027

"Juga kami memperhatikan aspek ESG (environmental social governance) dalam sebuah proyek. Kami melihat proyek ini memiliki tanggung jawab sosial perusahaan yang memenuhi kriteria," ungkap dia.

Ia berharap, dengan adanya skema ETM ini bisa membantu pemerintah Indonesia dalam mencapai target transisi energi. ADB memastikan, bakal terus mendukung pemerintah Indonesia dalam mencapai target net zero emission.

"ADB percaya ini merupakan salah satu model kerja sama yang baik dan bisa diduplikasi maupun dicontoh oleh sektor swasta lainnya untuk bisa melakukan aksi yang sama," kata Asakawa.

Baca juga: Jurus PLN Dukung Bebas Emisi Karbon, Pensiun Dini PLTU hingga Dedieselisasi PLTD

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com