Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi "Pamer" Kinerja Positif Ekonomi RI di Penutupan B20 Summit

Kompas.com - 14/11/2022, 18:58 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pamer capaian kinerja ekonomi Indonesia yang positif di tengah melemahnya ekonomi global. Ia menyebut ekonomi RI mampu tumbuh 5,44 persen di kuartal II-2022, bahkan tumbuh 5,72 persen di kuartal III-2022.

Hal itu diungkapkannya saat menyampaikan pidato penutupan B20 Summit Indonesia di Bali, Senin (14/11/2022).

Pada acara itu di antaranya hadir para delegasi negara G20, termasuk pimpinan negara seperti Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol.

Baca juga: Sri Mulyani: Ekonomi RI Dianggap Cerah dalam Kondisi Dunia yang Makin Memburuk...

"Indonesia di kuartal II masih tumbuh 5,44 persen dan kuartal III tumbuh lebih kuat lagi di 5,72 persen," ungkap Jokowi.

"Inflasi juga bisa kita kelola, di September karena kenaikan harga BBM, naik menjadi 5,9 persen, tetapi di Oktober inflasi kita sudah bisa turun lagi di angka 5,7 persen," imbuh Jokowi yang disambut tepuk tangan meriah para peserta B20 Summit Indonesia.

Baca juga: Luncurkan Pandemic Fund, Jokowi: Pandemi Tidak Boleh Lagi Meruntuhkan Perekonomian

Jokowi mengungkapkan, berdasarkan pembicaraannya dengan Managing Director IMF Kristalina Georgieva disebut Indonesia menjadi salah satu titik terang di tengah kesuraman ekonomi dunia. Oleh sebab itu, perlu strategi besar yang dijalankan secara konsisten.

Salah satu strategi besar yang sedang dikerjakan Indonesia yakni industrialisasi. Sehingga, Indonesia tak lagi ekspor komoditas dalam bentuk barang mentah atau raw material, melainkan produk olahan yang memiliki nilai tambah.

Baca juga: Dinilai Masih Kurang, Jokowi Ajak Menkeu G20 Perbanyak Dana Pandemi

Hilirisasi sektor pertambangan

Saat ini, Indonesia pun sudah mulai melakukan hilirisasi di sektor pertambangan yakni komoditas nikel.

Adanya sumber daya nikel yang besar, mama Indonesia berniat memanfaatkan untuk kebutuhan baterai kendaraan listrik.

"Memang harus kita setop (impor barang mentah) untuk mendapatkan nilai tambah di dalam negeri, baik yang berkaitan dengan pendapatan untuk negara, baik yang berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja, dan sudah kita mulai dengan nikel dalam rangka membangun sebuah ekosistem besar, yaitu baterai untuk mobil listrik," papar Jokowi.

Baca juga: Jokowi dan Xi Jinping Akan Saksikan Uji Dinamis Kereta Cepat Jakarta-Bandung secara Online di Bali

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com