Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Cuan dari Konten, Simak Cara Optimalkan Ads di YouTube

Kompas.com - 16/11/2022, 09:30 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Saat ini bermunculan banyak konten kreator yang memanfaatkan media seperti YouTube untuk memperoleh cuan. Namun, sebelum mendapatkan uang, konten tersebut tentunya harus melakukan monetisasi, seperti mengajukan izin pemasangan iklan kepada Google Adsense.

Head of Ads Marketing, Google Indonesia Yolanda Sastra mengatakan, iklan digital yang efektif adalah yang seimbang antara kualitas kreatif dan perencanaan media. Dia menjelaskan materi iklan yang baik dengan perencanaan yang buruk tidak akan mendorong monetisasi. Begitu juga dengan perencanaan yang baik dengan materi iklan yang buruk.

“Pengiklan YouTube dapat memperoleh manfaat dengan berfokus pada 4 pendorong utama efektivitas seperti materi iklan, campuran format iklan, jangkauan dan frekuensi, serta (yang dicari) pemirsa,” kata Yolanda kepada Kompas.com, Rabu (16/11/2022).

Baca juga: Cerita Albert Lucius, Dirikan TipTip agar Kreator Konten Dapat Cuan Tanpa Perlu Banyak Follower

Yolanda mengungkapkan, sebagai platform untuk membangun audiens dan basis pelanggan, YouTube banyak digunakan untuk berbagi saran atau tips. Misalnya, cara memperbaiki mobil, menata rambut, atau membuat rumah boneka.

“Apa pun (iklan/video) yang Anda jual, berapa pun anggaran yang Anda miliki, kemungkinan besar akan ada pemirsa di YouTube yang tertarik,” ujarnya.

Walau demikian, proses ini membutuhkan waktu, seperti untuk menentukan tujuan dan membangun rencana. Tapi ini juga merupakan pembelajaran, bagi para YouTuber tentang karakter audiens yang perlahan menjadikan mereka subscriber.

Baca juga: Jadi Platform Favorit Konsumen, Berikut 3 Strategi Maksimalkan Konten TikTok bagi Pelaku UMKM

Adapun cara yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan Ads, pertama, membiasakan diri dengan cara merancang iklan mereka agar menjadi yang pertama di YouTube melalui prinsip materi iklan yang menarik, memiliki merek yang jelas, menghubungkan pelanggan, dan dilakukan secara langsung.

“Setelah kampanye dijalankan, dibutuhkan pengukuran dan eksperimen. Lakukan pengujian ulang sebagai langkah penting dari perencanaan media yang efektif dan sesuai untuk pesan dan audiens target,” ungkap Yolanda.

Kemudian, lakukan percobaan, seperti memperhatikan bagaimana konsumen mengubah kebiasaan konsumsi media mereka. Di YouTube, 25 juta orang Indonesia menonton video di layar TV. Dalam sebuah studi baru, iklan YouTube di layar TV lebih relevan (59 persen) daripada iklan di TV linier atau aplikasi streaming lainnya.

Baca juga: Semua Orang Bisa Jadi Kreator Konten

 


Menurut temuan dalam laporan SEA e-Conomy, rata-rata 37 persen orang Indonesia menggunakan aplikasi video-on-demand setidaknya sekali seminggu. Yolanda mengatakan, dengan perubahan ini, audiens menentukan apa yang membuat konten kreatif yang baik.

Channel yang memanfaatkan video pendek dan video berdurasi lebih panjang mengalami peningkatan waktu tonton dan pertumbuhan pelanggan secara keseluruhan, dibandingkan dengan saluran yang hanya mengunduh video berdurasi panjang.

“Saat pengiklan menambahkan aset materi iklan vertikal ke kampanye, mereka menghasilkan 10-20 persen lebih banyak konversi per dollar AS di YouTube Shorts daripada kampanye yang hanya menggunakan aset lanskap,” tegas dia.

Baca juga: 25 Juta Orang Indonesia Streaming Youtube di TV, Ini 3 Kategori yang Paling Digemari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com