Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Terseok Akibat Pandemi, UMKM Kipas Srikandi Dapat Angin Segar Berkat KTT G20

Kompas.com - 16/11/2022, 10:15 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali rupanya memberi angin segar bagi para pelaku UMKM yang selama pandemi Covid-19 bisnisnya sempat tersendat.

Salah satu pelaku UMKM yang merasakan manfaat dari penyelenggaraan KTT G20 di Bali ini ialah pemilik Kipas Srikandi, Nyoman Benes (39 tahun).

Setelah bisnisnya diterjang badai akibat pandemi Covid-19, perlahan Benes mulai menata lagi bisnis kipas yang telah digelutinya sejak tahun 2000.

Ia merupakan generasi kedua bisnis keluarga pembuat Kipas Srikandi. Awalnya, usaha ini dikelola ayahnya sejak tahun 1978. Bisnis yang sudah ada sejak 44 tahun silam tersebut sempat mengalami guncangan akibat pandemi yang berlangsung hingga lebih dari dua tahun.

Baca juga: Warna-warni Kain Endek Bali Para Kepala Negara G20 Saat Gala Dinner dengan Jokowi

Tak disangka, acara internasional KTT G20 di Bali memberi angin segar baginya. Ia mulai punya harapan baru, permintaan kipas miliknya mulai berdatangan dalam jumlah yang tidak sedikit.

Terlebih, Kipas Srikandi memang terbilang unik, karena menciptakan produk kipas tangan hasil desainnya sendiri dan menyediakan jasa pesanan. Kipas-kipas buatannya menawarkan model dan bahan yang beragam, bisa berupa brokat, lukis, lukis keemasan, kipas bunga, modifikasi kain endek dan brokat, atau polos.

Semua kipas menggunakan bahan dasar stik kayu eboni. Namun, bisa dibuat menggunakan kayu cendana jika konsumen menginginkan. Itulah sebabnya, Kipas Srikandi kini makin banyak diburu.

"Syukur di Bali ada kegiatan G20, jadi banyak permintaan. Tapi tidak hanya di Bali, kemarin juga kan sempat ada di Labuan Bajo, Jakarta. Kita ikuti perkembangan zaman, jadi bisa menyesuaikan permintaan, kayak motif logo G20 misalnya atau logo BNI custom, jadi setiap ada event kita bisa menawarkan sesuatu yang mempunyai nilai tambah," ucap Benes dalam keterangan tertulis, Selasa (15/11/2022).

Meski sempat terseok-seok, Benes mengaku tidak sampai hati merumahkan para karyawannya yang kini berjumlah 25 orang. Benes merasa memiliki tanggung jawab moral untuk tetap mempekerjakan mereka.

Meskipun permintaan sempat merosot, namun pihaknya tetap melakukan produksi meskipun dengan skala kecil. Ada pelanggan setia yang memang masih membutuhkan produknya.

Baca juga: House of Craft, Parade Perajin Lokal di KTT G20

“Kita sekarang masih dalam tahap pemulihan. Kebetulan saya selama Covid tidak setop produksi, tidak merumahkan karyawan, saya pikir cuma beberapa bulan ternyata dua tahun lebih, saya punya tanggung jawab moral kepada karyawan, kalau setop produksi kasihan mereka karena menggantungkan hidupnya di sini,” tuturnya.

Namun, di kala limit keuangan sudah mulai menipis, dia pun bergabung dengan komunitas UMKM PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI yang berfokus pada pemasaran produk-produk UMKM dengan mengusung tema Futures SMEs Village.

"Sekarang saya baru diajak gabung BNI, ikut pembinaan UMKM. Semoga setelah ini BNI enggak hanya membina dalam hal promosi tapi juga pendanaan, mungkin kreditnya bisa di BNI," kata dia.

Adapun, BNI terus berkomitmen mendorong pelaku UMKM binaan termasuk Kipas Srikandi asal Bali untuk dapat mengoptimalkan momentum positif G20 ini. Melalui side event G20 yakni Future SMEs Village, BNI melalui program BNI Xpora membawa sejumlah pelaku UMKM di bidang kerajinan tangan, kosmetik, hingga fesyen.

Adapun Future SMEs Village dibuka secara resmi oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki di Nusa Dua, Bali pada Jumat (11/11/2022).

Benes mengaku, produk-produknya sempat menyasar hingga menembus pasar dunia seperti Australia, Amerika Serikat (AS) hingga Spanyol, namun angka ekspornya masih rendah di kisaran 5-10 persen.

Ke depan, lanjut Benes, tak menutup kemungkinan sejarah tersebut akan terulang dengan porsi ekspor lebih tinggi dari sebelumnya. Namun saat ini, kata dia, fokus utamanya adalah bagaimana mencari pasar untuk menjual produk-produk Kipas Srikandi.

“Kalau ada pendanaan dari BNI mungkin bisa meningkatkan ekspor. Dana dalam arti untuk ekspansi, memperluas area gudang, menambah mesin. Tapi sekarang yang lebih kita pentingkan support promosi yang lebih luas,” imbuhnya.

Baca juga: Saat Iriana Jokowi Ajak Pendamping Kepala Negara G20 Saksikan Batik sampai Gamelan Bambu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com