Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Pemilik Hotel Apurva Kempinski Bali Tempat KTT G20?

Kompas.com - 16/11/2022, 14:23 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 digelar di Bali setelah Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah. Rangkaian agenda pertemuan antar-kepala negara ini disebar merata di sejumlah hotel mewah di kawasan elit Nusa Dua.

Sejumlah pemimpin negara dari berbagai belahan dunia sudah berada di Bali sejak beberapa hari sebelumnya untuk mengikuti perhelatan akbar ini.

Dari seluruh rangkaian pertemuan yang akan digelar dalam dua hari, Hotel Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali akan menjadi venue utama.

Hotel ini sendiri baru berusia 3 tahun atau dibuka pada 1 Februari 2019 lalu. Demi menopang event besar internasional seperti G20, terdapat beberapa ruangan memadai, misalnya Ruangan Candi yang dapat menampung hingga 1.000 orang.

Baca juga: 7 Konglomerat Pemilik Stasiun Televisi di Indonesia, Siapa Saja?

Selain itu ada juga 5 ruangan lain yang dapat digunakan untuk pertemuan privat dengan skala kecil. Yang membuatnya mewah, hotel ini juga dibangun di atas tebing pantai Nusa Dua dengan pemandangan langsung ke Samudra Hindia.

Pemilik Hotel Apurva Kempinski

Dikutip dari laman resmi Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Hotel Apurva Kempinski merupakan hotel yang dimiliki konglomerat Indonesia William Katuari.

Ia tak lain merupakan pemilik Wings Group, konglomerasi bisnis yang menjual aneka produk rumah tangga seperti sabun, deterjen, mi instan, minuman ringan, kopi, hingga jaringan minimarket.

William Katuari adalah generasi kedua Grup Wings dan merupakan putra dari pendiri Wings Group, Johannes Ferdinand Katuari. Sosoknya masuk dalam langganan daftar orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes.

Hotel Apurva Kempinski termasuk jajaran hotel bintang 5 paling mewah di Bali. Hotel ini menempati lahan seluas 14 hektar dengan 475 kamar, delapan restoran dan bar, termasuk restoran akuarium pertama di Bali.

Baca juga: Sosok Kim Min-Seok, Sukses Jadi Konglomerat Berkat Lagu Baby Shark

Fasilitasnya terbilang sangat mewah. Untuk area pertemuan utama, hotel ini memiliki grand ballroom seluas 1.076 meter persegi yang dirancang tanpa pilar.

Hotel Apurva Kempinski juga memiliki sebuah kapel yang berada di tepi pantai biasa diperuntukan untuk acara pernikahan. Kolam renangnya memiliki panjang 60 meter dengan luas area taman 2.200 meter persegi.

“Setiap aspek dari hotel ini dirancang oleh pengrajin terkemuka Indonesia yang mempromosikan keragaman dan warisan dari kepulauan Indonesia," kata William Katuari sebagaimana dikutip dari laman ITDC.

"Hal ini sejalan dengan reputasi Kempinski sebagai salah satu jaringan hotel internasional terkemuka, meyakinkan kami bahwa visi kami untuk menawarkan kemewahan dalam konteks budaya Indonesia," tambah dia.

Baca juga: 3 Konglomerat Paling Berduit berkat Jualan Obat

ITDC sendiri merupakan BUMN yang mengelola area Nusa Dua, di mana Hotel Apurva Kempinski adalah salah satu tenant di kawasan tersebut.  

Sementara Kempinski adalah sebuah perusahaan manajemen hotel mewah yang berkantor pusat di Jenewa. Dengan kata lain, pengusaha William Katuari menggandeng perusahaan asal Swiss itu untuk menjadi operatol hotel miliknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com